News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Libya

Obama: Kadhafy tak Lagi Punya Legitimasi dan Harus Mundur!

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khadafy

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, kembali mengeluarkan pernyataan berbau intervensi politik terhadap krisis Libya. Obama menilai Pemimpin Libya Moammar Kadhafy telah kehilangan legitimasi dan harus mengundurkan diri.

"AS dan seluruh dunia marah atas kekerasan mengerikan yang terjadi pada rakyat Libya. Kami akan terus mengirim pesan tegas: Kekerasan harus berhenti. Moamer Kadhafi telah kehilangan legitimasi untuk memimpin dan harus mundur," kata Obama pada keterangan pers di Gedung Putih, Washington DC, Kamis (3/3/2011).

Pada 11 Juni 2008, Khadafy dalam pidatonya berharap Amerika di bawah Obama yang disebutnya punya identitas Afrika dan muslim dapat mengubah negeri itu dari jahat menjadi baik.

Saat itu, Khadafy menyebut pula bahwa tidak ada demokrasi di Amerika, melainkan justru kediktaturan sebagaimana Hitler, Napoleon, Mussolini, Jengis Khan, Aleksander yang Agung dan para tiran lainnya. Ia juga menyebut Presiden Obama bodoh dalam hal politik internasional.

Kini, Obama menunjukkan lagi kelasnya sebagai penguasa negeri adikuasa sebagaimana dilakukannya ketika menyikapi krisis politik di negeri-negeri Afrika mulai dari Tunisia, Pantai Gading hingga Mesir.

Obama kini mengizinkan penggunaan pesawat militer AS untuk membawa pengungsi Mesir yang meninggalkan Libya ke Tunisia. AS membantu "memimpin upaya internasional untuk mencegah kekerasan lebih lanjut" dan berusaha menanggapi secara cepat krisis kemanusiaan yang berkembang, kata Obama.

"Mereka yang melakukan kekerasan terhadap rakyat Libya akan diminta pertanggungjawabannya. Dan aspirasi rakyat Libya bagi kebebasan, demokrasi dan martabat harus dipenuhi," tambah presiden AS itu.

Pernyataan Obama itu disampaikan ketika kekerasan terus berlanjut di Libya dengan laporan-lapooran mengenai serangan udara oleh pasukan Kadhafi.

Hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Kadhafi sejak pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Meski demikian, Kadhafi bersikeras akan tetap berkuasa.

Ratusan orang tewas dalam penumpasan brutal oleh pasukan pemerintah dan ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya pada pekan pertama pemberontakan itu. Kadhafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini