Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Toshiro Igari adalah pengacara yang baik, yang selalu bekerja lurus membela yang benar. Setelah ke luar dari pekerjaannya sebagai Penuntut Umum, dia menjadi Pengacara independen dan tak mau membela kelompok Yakuza, bahkan menyudutkan kelompok Yakuza. Bukunya terakhir Gekitotsu atau Collision, sempat terbit setelah akhirnya dia dibunuh di Filipina oleh Yakuza. Demikian laporan yang diturunkan Tribunnews.com, Selasa (29/1/2013).
Ini adalah kesaksian Jake Adelstein, wartawan Amerika Serikat (AS), yang juga hampir dibunuh yakuza karena memojokkan organisasi kejahatan itu.
Tiga hal yang tak boleh kita lakukan apabila nyawa tidak mau melayang oleh yakuza. Pertama, jangan sampai income mereka berkurang gara-gara ulah kita. Kedua, jangan korek-korek, apalagi mengungkapkan kepada publik masalah internal mereka.
Ketiga, jangan mengkhianati yakuza kalau kita sudah dipercaya. Cukup sekali, mereka tidak akan memberikan warning (peringatan), tetapi mereka akan langsung menyuruh bawahannya untuk membunuh kita sebagai sanksi atau hukuman. Mengerikan memang. Itulah pengalaman Tribunnews.com selama mengamati, meneliti, mendengar dari berbagai sumber dan meliput kelompok yakuza selama 20 tahun terakhir ini.
Itulah yang dialami oleh Jake ketika bertemu terakhir kali dengan Pengacara Igari hari Minggu tanggal 8 Agustus 2008. Jake minta nasihat ke pengacara Igari karena merasa keselamatannya terancam oleh Tadamasa Goto, Kepala Goto-gumi yang sudah menghilang, afiliasi dengan Yamaguchi-gumi. Goto sendiri akhirnya disingkirkan oleh bos Yamaguchi-gumi.
Jake menuliskan di The Washington Post, mengenai Goto mengenai transaksi Goto dengan FBI untuk menerima transplantasi liver (hati) untuknya di AS dan Supaya dia bisa dapat visa AS. Maka Goto memberikan uang 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 960 juta (kurs Rp 9.600 per dollar AS) kepada FBI untuk diberikan kepada panti sosial anak di AS, dan sekaligus memberikan informasi mengenai yakuza kepada FBI.
Goto juga menerbitkan buku biografinya diterbitkan Takarajima Publishing. Pada halaman 245-255, Goto menuliskan, "Even though I'm no longer a yakuza boss, if I met this unpleasant reporter, it would be a big deal. He'd go from being a reporter targeted for death to one that was actually dead. Haha."
Yang dimaksud itu adalah Jake dan Jake ingin agar tulisan itu dihapus dari buku tersebut, melalui bantuan pengacara Igari, "Perlu waktu panjang dan perlu banyak uang untuk itu, tapi kita akan melawannya," kata Igari ditirukan Jake.
Tapi kemudian 28 Agustus tubuh Igari ditemukan meninggal di Manila dan diduga kuat dibunuh yakuza. Bukunya diterbitkan sebulan kemudian karena Igari sebelum berangkat ke Manila telah tandatangan kontrak penerbitan.
Pembunuhan Igari bukan karena keterkaitan Goto, tetapi menurut Jake karena Igari mengacak-acak kasus yakuza, para sumo, dan professional baseball, "Hal itu membuat marah yakuza sehingga dia dibunuh di Manila."
Akhirnya Jake mengungkapkan juga, "Igari mengaku kepada saya, setelah ke luar dari Penuntut Umum, dia tidak kerja buat yakuza seperti banyak dilakukan para pengacara di Jepang," katanya.
Igari juga menekankan, "Tidak semua yakuza jahat. Tetapi 95 persen adalah kalangan brengsek, kalangan lintah di masyarakat. Mereka mengeksploitasi kelemahan, menekan dan memangsa yang tidak bersalah, mereka membuat banyak kesusahan dan penderitaan di masyarakat. Bila kita menyerah lalu lari, maka mereka akan mengejar kita seumur hidup. Dan bila kedapatan mereka, kita pasti mati jadinya, tidak bisa mundur sama sekali. Itulah yang akan terjadi," ungkap Igari lagi.
Inilah dunia yakuza, dunia tersendiri hanya bagi mereka yang ada di balik layar. Apa yang akan terjadi tidak kita ketahui. Namun kalau kita berbuat salah terhadap tiga hal di atas, mungkin besok kita tinggal nama saja. Info yakuza, klik di sini.
INTERNASIONAL TERBARU