News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Obama Didesak Senat Bantu Oposisi Suriah

Penulis: Samuel Febrianto
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota kelompok pemberontak, Free Syrian Army, meneriakkan slogan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Azzaz, Provinsi Aleppo, Selasa (17/7/2012).

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Para senator Amerika Serikat (AS), meminta Presiden Barack Obama, memberikan bantuan militer kepada kelompok pemberontak Suriah agar mampu menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Para senator mengatakan sudah saatnya Washington mengambil langkah yang lebih konkrit untuk membantu pembantain dan pembunuhan di Suriah, yang saat ini sudah menelan 70 ribu nyawa.

"Bukankah kita seharusnya bertindak untuk mencegah pembantaian besar-besaran terjadi?" tanya Senator John McCain kepada perwakilan Pemerintah AS, yang hadir dalam rapat dengan pendapat Komite Senat urusan Luar Negeri.

McCain, politisi dari Partai Republik AS, sudah sejak lama, mengkritik langkah Pemerintah AS yang ia nilai lamban dalam mengatasi konflik perang saudara di Suriah. Ia berulangkali menyerukan agar Pemerintah AS memberikan bantuan militer kepada pemberontak Suriah.

Namun Duta Besar AS untuk Suriah, Robert Ford, membela pendekatan Washington terhadap konflik Suriah, dengan menunjukkan bahwa rezim Assad telah banyak kehilangan wilayah mereka.

"Ya, itu benar tapi berapa lama waktu yang dibutuhkan? Berapa banyak yang harus mati?? Berapa banyak yang harus disiksa?" timpal McCain.

Pemerintahan Obama diketahui telah meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Suriah namun berhenti memberikan bantuan militer mematikan.

Senada dengan McCain, Robert Menendez, Senator Partai Demokrat, mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan bantuan militer ke Suriah.

"Saya percaya waktunya telah tiba untuk mempertimbangkan untuk menyediakan, bantuan militer kepada oposisi," kata Senator Demokrat, Robert Menendez.

"Ini harus mencakup senjata, tetapi berhenti pendek dari senjata-senjata yang bisa mengancam kepentingan kita sendiri jika mereka jatuh ke tangan yang salah, seperti bahu-menembakkan rudal," kata Menendez. (asiaone.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini