TRIBUNNEWS.COM, BATU PAHAT – Politik ekstremis dan perpecahan yang terjadi di kalangan masyarakat pada Pemilihan Umum Ke-13 (PRU-13) berasal dari didikan Penasihat Partai Keadilan Rakyat (PKR), Datuk Seri Anwar Ibrahim, yang berambisi menjadi Perdana Menteri.
Anggota Dewan Tertinggi UMNO, Dr. Mohd. Puad Zarkashi mengatakan, kondisi itu jelas terlihat sejak awal ketika Anwar menggunakan politik pecah belah dan perintah untuk mendapatkan dukungan dari kaum Melayu dengan mendidik politik ekstremis kepada kaum Cina.
“Bagaimanapun politik ekstremis dipertanggungjawabkan kepada Penasihat Democratic Action Party (DAP), Lim Kit Siang, untuk disebarkan dan mengajarkan masyarakat Cina dalam mendukung DAP,” jelasnya seperti dikutip utusan.com.my, Jumat(10/5/2013).
Sebagian pihak, lanjutnya menilai kebangkitan DAP bersumber dari 'tsunami Cina' tapi kenyataannya itu efek dari didikan Anwar yang memecah belah kaum Melayu dan menanamkan sikap ekstremis kepada kaum Cina untuk mendukung oposisi.
Menurut Puad, Anwar paham dampak jangka panjang model politik yang dijalankan seperti itu dapat mengganggu keharmonisan negara, tetapi dia mengabaikan hal itu karena lebih
mementingkan cita-citanya untuk menjadi Perdana Menteri.
“Tindakan Anwar mengadakan pertemuan di Kelana Jaya, Selangor malam itu merupakan bentuk keputusasaannya menjadi Perdana Menteri yang tak tercapai,” tuturnya.