News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Bos Kelompok Yakuza Terbesar di Jepang Dituntut Rp 14,2 Miliar

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shinobu Tsukasa, Kepala Yamaguchi-gumi, kelompok Yakuza terbesar di Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Yamaguchi-gumi, kelompok Yakuza terbesar di Jepang, Senin 20 Mei 2013 dituntut ke pengadilan negeri Nagoya oleh keluarga korban yang meninggal tiga tahun lalu gara-gara kebakaran di sebuah kabaret di Nagoya.

Keluarga tersebut, menurut sumber kepolisian Jepang, Selasa(21/5/2013), menuntut Shinobu Tsukasa bersama wakilnya, Kiyoshi Takayama dan tiga anggota Yakuza lainnya, dengan kompensasi biaya 150 juta yen atau sekitar Rp 14,2 miliar (kurs Rp 94 per yen) atas kematian anggota keluarganya saat kebakaran sebuah klub di Nagoya tanggal 3 September 2010.

Tiga orang mengalami luka bakar berat, dua wanita, dan satu lagi Osamu Sano (27) akhirnya meninggal dunia.

Dua anggota Yamaguchi-gumi, Mitsutoshi Matamura (36) dan Osamusho Ikemoto (48), sebelumnya telah diputuskan bersalah oleh pengadilan dan dijatuhi hukuman penjara 30 tahun dan seumur hidup (Ikemoto) atas kejadian tersebut.

"Dengan hanya membawa yang bersalah ke pengadilan dan dihukum menurut kami tidak cukup kuat menahan pengulangan dan kemungkinan hal seperti itu bisa terjadi  di masa mendatang. Itulah sebabnya kami berusaha melakukan tuntutan kompensasi atas anggota keluarga yang meninggal," papar pengacara penuntut keluarga tersebut kepada pers.

Serangan kepada klub tersebut karena pemilik klub menolak membayar mikajimeryo (uang proteksi) kepada Kodo-kai, afiliasi dengan Yamaguchi-gumi, dengan Kepalanya yaitu Takayama. Akhirnya pemilik Club mengalami luka parah dan cacat, sementara karyawannya luka parah pula dan seorang karyawan lagi (Sano) akhirnya meninggal dunia setelah kebakaran terjadi di klub tersebut.

Revisi UU Anti Yakuza yang disahkan 1 Oktober 2011 memungkinkan anggota masyarakat menuntut anggota Yakuza mencari kompensasi apabila menjadi korban Yakuza. Sebanyak 8 kasus muncul dan jumlah yang menuntut kompensasi meningkat empat kali lipat.

Itulah sebabnya seorang penulis ahli Yakuza, Tomohiko Suzuki kepada Tribunnews.com belum lama ini menekankan, kelompok Yakuza menjadi kesulitan keuangan karena banyaknya tuntutan kompensasi kepada Yakuza belakangan ini, "Bukan tidak mungkin anak muda pun kini enggan bergabung ke dalam kelompok Yakuza karena susah mendapatkan uang saat ini menjadi Yakuza."

Info lengkap Yakuza silakan baca di www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini