Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Sampai dengan saat ini banyak orang Jepang yang tak tahu, tak mengerti mengenai Indonesia, bahkan seringkali lupa dengan apa yang telah dilakukan pemerintahnya sendiri untuk menjalin kerjasama lebih baik dengan Indonesia.
Demikian diungkapkan Tomohiko Taniguchi, Konselor Sekretaris Kabinet PM Jepang Shinzo Abe khusus kepada Tribunnews.com di Kantor Perdana Menteri (PM) Jepang, Rabu(5/6/2013).
"Kita lihat saja saat tsunami menghantam Indonesia 26 Desember 2004 yang membuat Jepang segera mengirimkan pasukan bela diri (SDF) ke Aceh untuk segera membantu para korban. Hal ini seringkali dilupakan masyarakat Jepang bahwa pemerintah Jepang melihat Indonesia sangat penting dan sangat ingin menjalin kerjasama dengan lebih baik lagi dari waktu ke waktu," paparnya.
Banyak cerita dari Indonesia yang sangat baik misalnya seorang anak gadis pelajar Indonesia yang ingin sekali membalas budi kepada bangsa Jepang karena telah banyak membantu Indonesia terutama saat tsunami tersebut. Hal-hal tersebut sangatlah berharga bagi Jepang, tetapi banyak media massa Jepang kurang memperhatikan hal tersebut dan tidak memberitakan kepada rakyat Jepang.
"Banyak hal-hal yang manusiawi dan menyentuh perasaan manusia seperti itulah seringkali saya sampaikan kepada PM Jepang, Abe, dan syukurlah dia mengerti sepenuhnya karena di saat mudanya seringkali mengikuti ayahnya yang Menteri Luar Negeri, sehingga pikirannya sangat luas, sangat internasional, mengerti sepenuhnya akan pentingnya Jepang menjalin hubungan baik dengan bangsa asing terutama Indonesia,"
Cerita menggugah hati lain diungkapkan juga mengenai Turki. Seorang pria Jepang, Jun Miyazaki, yang diselamatkan tentara Turki dari puing-puing saat gempa bumi di sana, lalu meninggal dunia di rumah sakit. Pencarian Miyazaki langsung atas perintah Presiden Turki saat itu. Upayanya menjadi "jembatan" antara Jepang-Turki sangat dihargai pemerintah Turki.
"Bahkan saat ini namanya menjadi nama sebuah jalan di Istanbul, menjadi nama sebuah sekolah dasar, nama sebuah taman sampai ke desa kecil pun ada yang menggunakan nama Miyazaki sebagai nama jalan. Hal ini sepertinya tidak diberitakan luas di Jepang sehingga banyak sekali orang Jepang tidak tahu akan begitu hangatnya perhatian orang asing kepada Jepang. Sementara bangsa Jepang sendiri kurang mengetahui hal-hal tersebut dan bahkan seringkali melupakan kebaikan yang pernah dilakukan pemerintahnya sendiri kepada bangsa lain."
Melalui gugahan hati dengan banyaknya upaya positif dari kedua bangsa Taniguchi ingin sekali, bukan hanya dari Indonesia, yang dia percaya sangat mencintai bangsa Jepang, tetapi terlebih dari bangsa Jepang pun diharapkan memberikan kehangatan pula kepada bangsa Indonesia agar semakin dekat hubungannya dan media massa Jepang pun tentu diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik pula bagi hubungan kedua negara, tekannya lagi.
Taniguchi seringkali memberikan banyak masukan kepada Abe dalam pembuatan speech di luar negeri saat Abe berkunjung ke sana. Sebanyak 70 persen kerja Taniguchi menekankan kepada negara luar dan 30 persen kepada persoalan dalam negeri. Kemungkinan awal Oktober nanti saat pertemuan internasional APEC di Bali, Taniguchi akan ke Indonesia mendampingi Abe, "Mudah-mudahan saja," tekannya.
Saat kunjungan Abe ke Indonesia 18 Januari lalu sebenarnya Abe ingin menyanyikan satu lagu populer Jepang yang dikenal luas bangsa Indonesia, Kokoro no Tomo oleh Mayumi Itsuwa, di Indonesia. Mendadak kasus teror di Aljazair terpaksa mengubah acara kunjungan Abe, memperpendek kunjungan ke Indonesia.
"Hubungan dari hati ke hati terutama dari para generasi muda kedua bangsa tentu sangat penting dan saya percaya bangsa Indonesia tak diragukan lagi berupaya menjalin hubungan baik tersebut dengan Jepang. Kami sangat senang sekali dan di Jepang pun kami akan berusaha mengingatkan selalu kepada bangsa Jepang akan banyaknya upaya pemerintah Jepang untuk menjalin upaya tersebut supaya kedua bangsa dapat semakin mesra hubungannya dari waktu ke waktu," tekannya lagi.