News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Mesir

Umat Kristen Mesir Hidup dalam Ketakutan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan demonstran yang tergabung dalam Aksi Solidaritas Peduli Rakyat Mesir, melakukan unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2013).

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Umat Kristen Mesir hidup dalam ketakutan, setelah terjadi serangkaian serangan terhadap gereja-gereja, bisnis, dan rumah mereka, yang diduga dilakukan oleh pendukung presiden terguling, Mohamed Morsi.

Mimpi buruk Umat Kristen di Mesir bermula ketika pada Rabu lalu, para pendukung Morsi yang marah karena aksinya dibubarkan polisi, membakar sejumlah gereja.

"Orang-orang takut, tidak ada yang berani meninggalkan rumah," kata Marco, seorang Umat Kristen yang tinggal di pusat kota Sohag, seperti dikutip Tribunnews.com dari Channelnewsasia.com, Jumat (16/8/2013)

Kota yang ditinggalinya, lanjut Marco, telah berubah menjadi kota hantu, karena banyak masyarakat yang takut meninggalkan rumah mereka.

Sementara, sekelompok orang yang diduga pendukung Morsi, melakukan sweeping dan membakari gereja di sana.

Maspero Youth Union, sebuah kelompok pemuda Kristen Koptik Mesir, mengecam insiden tersebut, yang mereka nilai sebagai 'perang pembalasan' terhadap minoritas.

Mereka menuduh pendukung Morsi menargetkan mereka, dalam menanggapi dukungan Paus Koptik Tawadros II terhadap kudeta 3 Juli 2013 yang menggulingkan Morsi.

Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi, sebuah LSM lokal mengatakan, setidaknya 25 gereja dibakar pada Rabu dan Kamis lalu, dan para penyerang juga menargetkan sekolah Kristen, toko-toko dan rumah-rumah pribadi milik Umat Kristen di seluruh 27 provinsi di Mesir.

Para penyerang, menurut sejumlah laporan, meneriakkan slogan-slogan pro-Morsi dan memakai ikat kepala bertuliskan 'Ikhwanul Muslimin'.

Pendukung Morsi telah sering menuduh Umat Kristen adalah mendukung Presiden Hosni Mubarak, yang digulingkan dalam pemberontakan Mesir 2011. Ironisnya, Umat Kristen juga menjadi sasaran ketika Mubarak masih berkuasa.

Menteri Pertahanan Mesir Jenderal Abdel Fattah al-Sisi berjanji, tentara akan membangun kembali gereja-gereja yang diserang.

Pada Kamis pagi, perdana menteri sementara Hazem Beblawi, juga mengumumkan ia telah bertemu Paus Koptik Tawadros II, untuk mengungkapkan solidaritas atas serangan tersebut.

Sekitar 80 loyalis Morsi telah ditangkap dan diserahkan kepada pengadilan militer, atas dugaan keterlibatan mereka dalam membakar gereja di Provinsi Suez pada Rabu lalu. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini