News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Mesir

Jumlah Korban Konflik Mesir Versi Pendukung Mursi dan Versi Pro Militer

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban-korban kemelut politik di Mesir.

TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Jumlah korban tewas dalam bentrokan terbaru antara pasukan keamanan Mesir dan para pendukung mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi yang terjadi di hari Jumat (16/8/2013), waktu setempat mencapai 213 orang.

Menurut organisasi masyarakat yang getol mendukung Morsi, Ikhwanul Muslimin, 213 yang meregang nyawa itu mengalami nasib naas dalam bentrokan yang terjadi di seantero negeri, dan hanya 100 orang yang berada di ibukota Kairo.

Namun Kementerian Kesehatan Mesir (yang berada dalam kekuasaan pro militer), mengatakan korban tewas hanya berjumlah 27 orang.

Insiden kekerasan terbaru itu terjadi selang sehari tewasnya 600 orang ketika pasukan keamanan membersihkan dua aksi duduk di Kairo.

Media BBC melaporkan terdapat 12 mayat di luar sebuah masjid di Ramses Square dan terjadi penembakan di tepi sungai Nil di hari Jumat.

Sementara kendaraan pengangkut personel lapis baja kemanan berpatroli di jalan-jalan Tahrir Square, di mana pengunjuk rasa menggelar demonstrasi yang menggulingkan Hosni Mubarak pada tahun 2011.

Surat kabar Inggris, The Daily Telegraph dalam akun Twitter mereka mengatakan, penembak jitu menembaki demonstran. Ada juga laporan bahwa pasukan keamanan menembaki demonstran dari dalam helikopter.

Ribuan demonstran menyerbu melalui jembatan 15 Mei ke pusat kota Kairo dan segera dihadang oleh pasukan keamanan yang memblokir jembatan 6 Oktober.

Gas air mata dilaporkan dilepaskan pasukan keamanan ke arah kerumunan orang di Ramses Square, yang dibalas oleh para demonstran menggunakan batu dan kembang api. Asap dapat terlihat membubung tinggi di atas alun-alun kota.

Aksi demonstrasi di hari Jumat kemarin itu dimaksudkan untuk melampiaskan kemarahan para pro-Morsi atas kekerasan berdarah yang terjadi di hari Rabu. (upi.com)

Samuel Febriyanto


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini