Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ZAMBOANGA - Ribuan orang mengungsi dari kota Zamboanga, akibat kontak senjata antara pasukan keamanan Filipina dan pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang memasuki hari ketiga, Rabu (11/9/2013).
Sebanyak 13 ribu orang berdesakan masuk ke dalam stadion olahraga kota Zamboanga guna mencari perlindungan dari pertempuran.
"Kami mencoba yang terbaik untuk menyediakan fasilitas yang layak bagi mereka," ujar seorang pekerja sosial pemerintah, Beth Dy, seperti dikutip dari Channelnewsasia.com.
Ia mengatakan tempat pengungsian sementara tidak memiliki tempat tidur, dan hanya memiliki empat toilet portabel.
Sekitar 5.000 warga dari enam komunitas di kota Zamboanga, tiba di tempat penampungan tadi malam, dan tidur berdesak-desakan di bawah tenda sementara.
Di hari ini marinir Filipina terlibat baku tembak dengan kelompok pemberontak, yang menggunakan 10 orang sandera sebagai perisai manusia.
Penyerangan pemberontak MNLF di Zamboanga terjadi di hari Senin kemarin, dan terjadi setelah pendiri MNLF Nur Misuari menyatakan kemerdekaan di Selatan Filipina.
MNLF mengakhiri pemberontakan selama 25 tahun dengan perjanjian damai 1996.
Misuari sejak itu telah memprotes kesepakatan damai yang diadakan oleh pemerintah dengan saingan faksi pemberontak Front Pembebasan Islam Moro ( MILF ).
Serangan di Zamboanga dipimpin oleh seorang kaki kanan Misuari, Habier Malik, dan telah meninggalkan 12 orang tewas dan 21 lainnya terluka. (channelnewsasia.com)