TRIBUNNEWS.COM, KUBA - Pemerintah Kuba, Selasa (22/10/2013), mengumumkan segera mengakhiri sistem nilai tukar mata uang ganda yang sudah berlaku selama 19 tahun.
Kebijakan nilai tukar ganda ini menimbulkan jurang pemisah antara warga yang bisa memperoleh dolar AS dan mereka tak memiliki akses ke mata uang AS itu.
Dengan sistem yang ada saat ini, uang dolar yang diperoleh dari turisme, perdagangan dan pengiriman uang dari luar negeri dikenai nilai tukar konvertibel yaitu satu dolar AS sama dengan satu peso Kuba.
Namun, untuk pembayaran gaji pekerja dan keperluan lain digunakan nilai tukar yang lebih rendah yaitu satu dolar AS bernilai 24 peso Kuba.
Celakanya, banyak keperluan sehari-hari di Kuba hanya bisa diperoleh di toko-toko pemerintah yang menggunakan nilai tukar konvertibel. Hal inilah yang memicu ketegangan antara warga Kuba.
Mengakhiri sistem nilai tukar ganda yang sudah berlangsung sejak 1994, merupakan salah satu mandat utama dalam Kongres Partai Komunis VI yang digelar April 2011.
Di bawah pemerintahan Raul Castro, Kuba perlahan-lahan mulai meninggalkan sistem ekonomi gaya Uni Soviet, yang mengizinkan perusahaan kecil swasta bermunculan sementara pemerintah mencoba merampingkan birokrasi.
Harian pemerintah Granma mengatakan dewan menteri Kuba sudah menyepakati jadwal untuk mengimplementasikan langkah-langkah unifikasi moneter dan nilai tukar.
Disebabkan belum jelas berapa lama yang dibutuhkan untuk mengubah sistem ini, Granma menulis, maka sistem ini akan mulai diterapkan untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di KUba sebelum diterapkan ke masyarakat.
Perubahan ini diharapkan bisa menciptakan efisiensi, meningkatkan perekonomian, dan bisa mendorong kemajuan ekspor barang dan jasa, serta meningkatkan produksi komoditas untuk konsumsi lokal.