Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Mantan PM Jepang Junichiro Koizumi mengutarakan rencana bebas nuklir buat Jepang pertengahan Oktober. Kini seorang profesor mengatakan pada tahun 2030 Jepang bisa saja bebas nuklir. Permasalahan adalah biaya listrik sedikitnya akan meningkat dua kali lipat. Apakah akan dilakukan? Lalu permasalahan lain juga pada politisi, apakah berani melakukannya?
Demikian diungkapkan Dr. Takeo Kikkawa, seorang profesor dari Universitas Hitotsubashi khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (6/11/2013) di Tokyo.
"Harga listrik akan dua kali lipat sedikitnya. Jadi akan sangat memberatkan masyarakat Jepang. Lalu apakah ada politisi yang berani membuat nuklir zero tahun 2030? Belum lagi mungkin ada permasalahan yang lain pula," paparnya lagi.
Apabila nuklir tak dipakai tahun 2030, bagaimana perekonomian Jepang nantinya?
"Banyak sekali perhitungan ekonomi dan berbagai kemungkinan dilakukan para ahli tahun lalu. Tetapi berbagai macam variasi dan berbagai macam hasil dihitung, membuat sulit sekali mengetahui apa yang akan terjadi bagi perekonomian Jepang apabila nuklir zero di tahun 2030. Jadi saya tak bisa memberikan jawaban ini juga," tekannya lagi.
Energi alternatif yang akan banyak dipakai Jepang di tahun 2030 kemungkinan besar dengan penggunaan gas dan batubara yang dikawinkan dengan teknologi maju Jepang sehingga pengoperasionalannya menghasilkan listrik yang baik serta akrab lingkungan.
Kikkiwa memberikan data tahun 2030 persentase penggunaan listrik Jepang 50 persen akan berasal dari thermal power antara lain batubara, dan lain-lain. Masalahnya, bagaimana bisa membeli dengan murah dan masalah kedua, bagaimana agar tercapai akrab lingkungan, mengurangi pemanasan dunia dengan pengurangan CO2.
Sisanya, 35 persen akan berasal dari renewable energy dan 15 persen listrik berasal dari co-generation.Karena itu saat itu batubara 23 persen akan sangat dibutuhkan, beserta petroleum 35 persen dan gas alam 21 persen. Itulah struktur energi Jepang apabila nuklir zero di tahun 2030.
Lepas dari zero nuclear tahun 2030, tampaknya Jepang akan paling banyak menggunakan energy thermal (panas bumi) pada tahun mendatang, di samping renewable energy.
Selain itu Kakkiwa juga melihat apabila Tepco dikelola dengan lebih kecil dan menjadi ramping Perusahaan tersebut akan lebih baik lagi nantinya.
Saat ini jumlah karyawan sekitar 18.000 orang. Yang separuh sekitar 9000 orang diperkirakan ke Chubu Electric dan Tohoku Electric. Sedangkan separuh lagi (9000 orang) tetap di Tepco dan akan memberikan sinergi kerja yang sebaik mungkin bagi Tepco di masa depan dengan jumlah personalia yang ramping dan spesialisasi dapat lebih fokus lagi sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih baik nantinya.