TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Letusan senjata api menunda rencana pemakaman massal korban topan besar Haiyan, Rabu (13/11/2013).
"Kami telah menggali situs pemakaman massal. Kami memiliki truk yang sarat dengan mayat, tapi kemudian terdengar suara tembakan, dan mereka tidak bisa melanjutkan (penguburan)," ujar Alfred Romualdez, Wali Kota Tacloban, seperti dikutip dari Skynews.com.
Sejumlah warga Tacloban mengaku melihat anggota militer terlibat baku tembak dengan orang bersenjata, di jalan. Namun, belum diketahui identitas para sipil bersenjata, dan juga faktor pemicunya.
Lima hari setelah Haiyan memorak-morandakan Tacloban, situasi di kota itu sangan memprihatinkan. Banyak masyarakat yang putus asa untuk mendaptkan makanan. Banyak dari mereka yang berusaha meninggalkan Kota Tacloban.
"Semua orang panik," ucap Kapten Emily Chang, dokter Angkatan Laut Filipina.
"Mereka mengatakan tidak ada makanan, tidak ada air bersih. Mereka ingin mendapatkannya dari sini," tambahnya. (*)