Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar AS untuk Jepang, Caroline Kennedy, mengecam keras kebijakan China secara satu pihak melebarkan kekuasaannya di Laut China Timur, dengan memasuki pula kepulauan Senkaku ke dalam wilayah China.
"Kelakuan China jelas akan merusak kenyamanan dan keamanan di sekitarnya dengan penetapan zona identifikasi pertahanan China yang baru tersebut. Hal ini justru akan semakin meningkatkan ketegangan antara China dengan negara-negara lain," papar Caroline saat berceramah di Tokyo, Rabu (27/11/2013) siang.
Menurutnya, Jepang telah dengan baik melakukan tindakan yang benar sejauh ini, dan dengan langkah China terbaru itu Caroline berharap agar Jepang meningkatkan dialog lebih serius lagi bukan hanya dengan China tetapi juga dengan negara-negara tetangganya dan pihak AS akan mendukung upaya-upaya Jepang demi menjaga keamanan di sekitarnya, tekannya lagi.
Pembentukan RUU perlindungan rahasia khusus Dewan Keamanan Nasional (NSC) Jepang sudah disahkan kedua majelis dan akan diimplementasikan mulai 4 Desember mendatang. Hal ini sebenarnya secara tidak langsung untuk melindungi Jepang terhadap ancaman negara luar, terutama China yang sudah mulai agresif baik kelihatan maupun dengan cara mata-mata (spy) semakin agresif mengintip pertahanan Jepang saat ini, ungkap sumber Tribunnews.com di badan pertahanan Jepang, Kamis (28/11/2013).
Permasalahan dengan China, tambah Caroline, tidak hanya sangat kompleks dan tidak mudah, tetapi juga sangat penting strategis ekonomis bagi Amerika Serikat.
Pesawat pengebom B-52 AS yang melewati daerah yang baru ditandai China, kemarin, juga membuat China gusar dan China meminta AS agar melapor dulu sebelum memasuki zona identifikasi pertahanan baru China tersebut.
Menteri pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, Rabu (27/11/2013), juga mengecam China atas langkah zona barunya itu. "BUkan hanya Jepang saja tetapi negara lain termasuk Korea, Taiwan dan masyarakat internasional tampaknya menentang zona identifikasi pertahanan China yang baru itu," paparnya kepada pers.