Grup Lufthansa dari Jerman baru-baru ini mengumumkan berencana menambah sekitar 10.000 karyawan baru pada tahun 2025.
Perusahaan tersebut tengah berupaya mencari "2.000 pramugari, 1.400 karyawan untuk operasi darat, dan sekitar 1.300 pakar teknis," untuk bergabung dengan mereka.
Hal ini dibagikan Lufthansa melalui sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa 1.200 pekerja administrasi dan 800 pilot baru juga tengah dicari.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa lebih dari separuh perekrutan baru akan dilakukan di Jerman. Anak perusahaannya yakni Eurowings dan Austrian Airlines juga tengah mencari tambahan ratusan pekerja baru, kata perusahaan itu.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Lufthansa Group adalah dan tetap menjadi pemberi kerja yang menarik dengan banyak profil pekerjaan dan pilihan karier yang beragam," kata Michael Niggemann, anggota dewan eksekutif Lufthansa dan kepala sumber daya manusia.
"Tahun lalu saja, kami menerima 350.000 aplikasi di seluruh Grup dan merekrut lebih dari 13.000 karyawan. "Kami berharap menyambut setiap rekan kerja baru," kata Niggemann.
Perekrutan besar-besaran di tengah konflik perburuhan
Lufthansa mencatat, bagaimanapun, pihaknya masih beroperasi di bawah "Program Efisiensi Turnaround," dan bahkan jika semua posisi ini terisi, pihaknya masih akan merekrut lebih sedikit orang baru dibandingkan tahun 2024.
Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan itu merekrut 30.000 karyawan baru.
Tahun lalu, keuangan Lufthansa tertekan oleh perselisihan perburuhan yang mengakibatkan kerugian bagi Lufthansa Group sekitar €450 juta (hampir mencapai 7,5 triliun rupiah). Selain itu, meningkatnya persaingan dan naiknya biaya operasional juga kian menambah beban perusahaan.
Secara total, Lufthansa mempekerjakan sekitar 100.000 orang di 90 negara.
Pengumuman Lufthansa tentang perekrutan massal muncul saat industri-industri besar di Jerman mengalami ribuan PHK, atau ancaman PHK.
ae/hp (dpa, Lufthansa)