Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.CM, TOKYO - Sebotol Natrium Ajika (sodium azide) telah hilang dan diduga dicuri seseorang dari dalam laboratorium di Kamiochiai 5-chome, Chuoku, Saitama, mengandung 4,7 gram. Demikian diungkapkan polisi dari pos Urawa Nishiho kepada pers Kamis (6/2/2014).
Obat ini sebagai racun farmasi dan sangat berbahaya. Bayangkan, hanya dengan 13 miligram racun ini dapat membunuh antara 6 sampai 7 orang dalam waktu singkat.
Menurut laboratorium tersebut, obat itu digunakan dalam pemeriksaan epidemi terhadap babi . Disimpan dalam rak foto rontgen yang terkunci dekat ruang pemeriksaan di lantai pertama.
Tanggal 4 Februari ini dua orang karyawannya saat memeriksa obat tersebut tidak menemukan botol obat beracun itu yang ada bersama 13 macam obat lainnya di sana.
Kunci untuk rak penyimpanan obat itu disimpan dalam kotak kunci di kantor di lantai dua , dan selalu pengambil obat harus mencatatkan kegiatan pada sebuah buku. Tetapi kehilangan obat beracun tersebut sama sekali tak ada catatan pada buku tersebut.
Antara tanggal 4 Februari sampai dengan 5 Februari dilakukan penyelidikan terhadap semua staf di laboratorium tersebut. Tetap saja tak ditemukan obat tersebut. Akhirnya 5 Februari malam melaporkan kehilangan ke pihak kepolisian di Urawa Nishisho. Polisi pun mulai mengusut, mendengarkan keadaan dari para pejabat di tempat insiden, mencari kemungkinan seperti pencurian dan pembuangan atau kehilangan barang.
"Kota ini berupaya memastikan sistem manajemen yang baik untuk hal-hal terkait obat beracun, tetapi nampaknya masih ada kekurangan, maka perlu dibuatkan sistem baru yang lebih baik segera," papar Direktur Kesehatan Hattori Satoshi dari kota Saitama.
Dia juga meminta maaf kepada masyarakat setempat yang menjadi resah gara-gara kasus kehilangan racun ini.