Survey nasional mengungkapkan kalangan guru di Australia banyak menghabiskan waktu di kelas untuk mengatasi masalah terkait penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan di akhir pekan.
Laporan yang dilakukan oleh Dewan Narkoba Nasional menunjukan banyak guru kesulitan mendapatkan perhatian muridnya di kelas pada hari Senin setelah pada akhir pekan siswa mereka banyak berpesta dan mabuk-mabukan.
Direktur Dewan Narkoba Nasional, Gino Vumbaca, mengatakan banyak siswa yang kesulitan berkonsentrasi di Hari Senin pagi karena masih dalam pengaruh alkolol. Para siswa itu datang ke sekolah setelah mengalami akhir pekan yang sering kali penuh konfrontasi, kekerasan dan aktivitas seksual.
"Anak-anak belum sepenuhnya bisa mendisiplinkan diri mereka kalau mereka sekarang di sekolah jadi segala hal terkait insiden di akhir pekan harus dilupakan,”
“Sebaliknya insiden itu kadang masih ikut terbawa kedalam kelas dan kemudian guru terpaksa harus melerai mereka sebelum bisa mengajar,” katanya.
Para pelajar yang diakhir pekan mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan lain biasanya hadi dikelas terlambat, lelah dan sering berperilaku buruk kata kepala sekolah.
Guru juga sangat khawatir sejumlah murid memiliki role model yang buruk dan orang tua sering kali acuh dan malah kerap secara aktif mendorong mereka untuk minum alkohol,
Cyber-bullying
Peter Mader, Kepala sekolah dari Sekolah menengah Hamilton di Adelaide, mengatakan para guru dipaksa untuk bertindak sebagai pekerja sosial untuk mengatasi konsekuensi tersebut.
"Efek kumulatif dari media sosial dan penggunaan narkoba dan alkohol oleh anak-anak sering kali masih berdampak pada kegiatan belajar mengajar di hari Senin,’ katanya.
"Para guru yang profesional terpaksa harus terjun mengatasi masalah belajar siswanya dan bertindak sebagai pekerja sosial maupun rekan sebaya remaja untuk mengatasi gangguan emosional."
Mader memandang masalah ini semakin buruk.
"Kemunculan media sosial dan masalah cyber-bullying maupun pornografi di internet terjadi berbarengan dengan penyalahgunaan narkoba dan alkohol, dan itu membuat situasi di ruang kelas menjadi sangat kompleks," katanya.
Survei itu menanyai kepala sekolah dari berbagai sekolah, di masyarakat, Katolik dan sektor independen di Adelaide maupun negara bagian.
Vumbaca mengatakan masalah yang sama dilaporkan di seluruh Australia.
Responden menyebut alkohol dan ganja sebagai sumber keprihatinan utama mereka. Vumbaca menambahkan alkohol sekarang telah menjadi obat-obatan yang paling mudah diakses para pelajar.
Data nasional terakhir menyebutkan kalau dalam satu tahun terakhir, ada sekitar 800.000 anak-anak berusia di bawah usia 18 dan didominasi anak-anak sekolah yang menggunakan obat terlarang. Dan hampir dua juta anak-anak mengaku telah mengkonsumsi alkohol. "
Pemerintah didesak untuk membantu para guru mengatasi masalah ini diantaranya dengan meningkatkan kapasitas para guru menghadapi kasus ini di kelas.