Banyak yang menyebut kehidupan Janet DeNeefe ibarat kisah dongeng. Namun perempuan kelahiran Melbourne yang sudah puluhan tahun menetap di Ubud, Bali, ini menilai kehidupannya sebenarnya sangat sederhana.
Betapa tidak. Ia adalah sosok di balik Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) - salah satu di antara sedikit festival penulis yang mendapat pengakuan internasional.
UWRF sudah dimulai sejak tahun 2004 silam, digelar setiap awal bulan Oktober selama seminggu. Dan tahun ini memasuki penyelenggaraan yang ke-11 kalinya. Seperti tradisi UWRF yang mengusung tema tahunan, untuk UWRF 2014 temanya adalah Saraswati - Wisdom and Knowledge.
Kepada ABC, Jumat (7/3/2014), Janet mengakui tema tahun ini bertepatan pula dengan momentum perayaan Saraswati - dewa kesusastraan dalam tradisi Bali.
Hidup Janet memang sudah mengakar di Bali. Ia berseloroh mengatakan, "Kadang-kadang sudah lupa bahasa Inggris". Namun, mengorganisir festival sebesar UWRF tentu memerlukan lebih daripada pengetahuan dan pengalaman lokal yang sudah dimilikinya. Bukan cuma fasih berbahasa Indonesia - ia bahkan terbiasa dengan logat bahasa setempat.
"Fascination," ujar Janet saat ditanya apa yang membuatnya tak lelah mengurus UWRF setiap tahun. Ketertarikan yang dirasakan Janet inilah yang membuatnya terus mewujudkan impian menempatkan Ubud sebagai ikon festival sastra dan seni di dunia.
Janet sesungguhnya adalah contoh bagaimana persilangan budaya mendapatkan wujud dalam bentuknya yang ideal - inilah yang tampaknya membuat orang menyebut kehidupan Janet sebagai kisah dongeng yang menjadi nyata.
Di tahun 1984, ia bertemu pria Ubud dan menurut pengakuannya, tanpa berpikir panjang memutuskan untuk menetap di sana. Hidupnya tentu saja berubah, dari suasana metropolitan di Melbourne ke suasaan pedesaan di Ubud.
Di Ubud ketika itu, Janet masih mendapati betapa bebek dan sapi-sapi masih berkeliaran di jalan, dan "telepon masih barang mahal," katanya.
Kini Janet memiliki restoran Casa Luna, Indus, dan Bar Luna. Ia juga menyelenggarakan sekolah memasak The Casa Luna Cooking School.
UWRF sendiri digagas sebagai respon atas peristiwa Bom Bali di tahun 2002. Sejak diadakan pertama kali di tahun 2004, UWRF oleh majalah Harper’s Bazaar, Inggris disebut sebagai "salah satu pestival paling top di dunia".
Ia mengatakan, UWRF dalam tingkat tertentu telah menjembatani hubungan people to people antara Indonesia dan Australia. Hal ini bisa dilihat dari kehadiran seniman Australia di festival ini setiap tahun.
"Dan kami juga selalu mengadakan kegiatan sampingan UWRF di sejumlah kota di Indonesia, dimana kami mengajak seniman Australia untuk berkeliling," tutur Janet.
Di tahun 2011, Janet meluncurkan buku masaknya yang unik dan tebal - Bali; The Food of My Island Home.
Ia kini dikaruniai empat orang anak, beberapa di antaranya tengah melanjutkan pendidikan di Melbourne.