News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanpa Mitigasi Perubahan iklim, Situs Warisan Budaya Dunia akan Tenggelam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung Opera Sydney dan sejumlah situs warisan budaya dunia lainnya kemungkinan akan tenggalam di lautan jika suhu udara dibiarkan naik hingga 3 derajat dibandingkan suhu global saat ini.
 

Tahun 4014 nanti, kemungkinan orang harus membayar untuk bisa melakukan kunjungan virtual ke Gedung Opera Sydney atau ke Port Arthur, itulah peringatan dari kajian terbaru mengenai perubahan iklim yang menyebutkan landmark Australia dan sejumlah situs warisan budaya dunia akan tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut drastis yang dipicu oleh perubahan iklim.

Ketika peradaban modern saat ini sangat terpukau melihat Piramida di Mesir atau bangunan Koloseum dan Parthenon di Yunani, kebanyakan dari warisan kebudayaan dunia ini diprediksi akan karam atau tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut setinggi 1,8 meter akibat pemanasan global.

Lebih dari 700 bangunan yang masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO , 140 diantaranya beresiko digenangi banjir dalam waktu 2000 tahun, “ demikian perkiraan peneliti Ben Marzeion dan Anders Levermann dalam kajiannya yang dipublikasikan di Jurnal Environmental Research Letters.

Kajian ini juga menyebutkan bangunan yang berpotensi tergenang banjir termasuk diantaranya  Menara London, Venisia di Italia, Patung Liberty, Tugu Peringatan Hiroshima di Jepang dan Pulau Robben di Afrika Selatan dimana Nelson Mandela pernah dipenjarakan selama 18 tahun.

Perhitungan ini didasarkan pada tingkat kenaikan permukaan laut yang diasosiasikan dengan kenaikan temperatur udara di bumi sebesar 3 derajat  Celcius lebih tinggi dari level permukaan air laut sebelum Pra-Revolusi Industri. Kenaikan maksimum disetujui oleh PBB adalah 2 ° C.

"Analisis kami menunjukan betapa seriusnya dampak jangka panjang yang ditimbulkan terhadap warisan kebudayaan dunia jika perubahan iklim tidak di mitigasi,” kata Anders Levermann dari Riset Dampak Perubahan Iklim Institut Postdam dalam pernyataannya.

Saat ini, rata-rata suhu udara global sudah meningkat 0.8°C dari suhu udara global sebelum revolusi industri. Menurut Panel Ahli Perubahan Iklim PBB (IPCC), rata-rata suhu global akan mengalami tambahan peningkatan sebesar 2.6 sampai 4.8°C pada akhir abad ini, berdasarkan skenario tingginya gas rumah kaca yang dilepaskan di dunia.

Levermann dan timnya menggelar studi mengenai dampak perubahan iklim terhadap warisan kebudayaan dunia – biasanya dampak perubahan iklim hanya diukur dari kondisi alam, lingkungan, ekonomi dan pertanian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini