News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perempuan-Perempuan Pemberani di Seluruh Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aida Quilqué

TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 8 Maret dicanangkan sebagai Hari Perempuan Internasional (International Women's Day).

Perayaan perempuan sedunia yang pada tahun 2014 jatuh pada Sabtu (8/3) hari ini, bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di seluruh dunia dan kesetaraan hak-haknya.

Selain itu, perayaan ini juga bertujuan untuk mendukung perempuan agar mereka bisa semakin bebas dan mendapat ruang kreasi positif bagi dirinya.

Untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan perempuan ini, memang tak mudah. Di beberapa negara bahkan masih ada yang menganggap derajat perempuan lebih rendah dibanding laki-laki.

Perbedaan inilah yang membuat banyak perempuan berjuang untuk hak asasinya.

Berikut ini, beberapa perempuan paling berani memperjuangkan hak-hak perempuan di seluruh dunia.

1. Aida Quilqué
Ia adalah seorang Kepala Adat Kolombia yang memperjuangkan hak-hak rakyatnya untuk hidup dengan damai di tanah mereka. Perjuangannya ini dihadapkan pada sebuah ancaman hukuman mati oleh kelompok bersenjata setempat dan ditangkap karena tuduhan palsu. Tak hanya itu, suaminya mati tertembak oleh Angkatan Darat Kolombia. Putrinya yang berusia 12 tahun juga diancam dengan pistol. Namun ia tak gentar membela rakyatnya. Akhirnya ia meraih nominasi untuk International Human Rights Award.

2. Wajeha H. Al-Huwaider
Ia adalah aktivis perempuan dari Arab Saudi. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mengemudi. Ia tidak terima karena perempuan selalu dilecehkan, diintimidasi dan ditangkap polisi ketika mereka mengemudi. Bahkan, perempuan juga dihukum 10 kali cambukan karena menyetir mobil.

Wajeha adalah aktivis perempuan Saudi pertama yang memposting dirinya sedang menyetir mobil di Arab. Sejak saat itulah kampanye untuk mengizinkan perempuan mengemudi menjadi sebuah gerakan perempuan.

3. Mao Hengfeng
Perempuan China ini tak kapok dan putus asa untuk memperjuangkan hak perempuan sekalipun sudah disiksa dan ditahan oleh rezim China. Kebrutalan rezim China ini tak menghalanginya membantu orang-orang yang diusir dari rumah mereka dan juga memperjuangkan hak perempuan untuk tidak dipaksa melakukan aborsi.

4. Yasmin Gull
Perempuan Pakistan ini adalah perempuan yang berani untuk menantang Taliban. Ia tak bisa tinggal diam melihat perempuan dilarang untuk bekerja sosial dan tidak boleh meninggalkan rumah.

Ia nekat keluar rumah dan membantu perempuan dengan cara mengajar mereka. Ia mengajarkan bahwa perempuan memiliki hak untuk mendapat pendidikan, hak suara, dan juga mendapat perawatan kesehatan.

5. Kishali Pinto-Jayawardena
Perempuan ini adalah salah satu kritikus HAM paling vokal di Sri Lanka. Di Sri Lanka, siapa saja yang berani bicara dan menentang rezim akan diintimidasi, ditangkap atau dibunuh. Namun ia tak gentar dan tak memikirkan risiko keselamatannya sendiri.

6. Monica Paulus
Dua dari tiga perempuan di Papua Nugini mengalami kekerasan gender, kekerasan dalam rumah tangga, dan juga tuduhan palsu sebagai tukang sihir. Bahkan tak ada lagi tempat di penampungan untuk menampung para korban. Namun Monica Paulus menjadi sukarelawan untuk membantu kondisi korban yang mengalami kekerasan dan penyanderaan.

Monica menyakinkan polisi untuk menyelamatkan mereka, menyediakan makanan dan tempat tinggal yang aman. "Anda melihat banyak perempuan yang mengalami trauma setelah disiksa. Duduk saja dan melihatnya tidak akan membantu mereka. Lakukan apa yang harus Anda lakukan untuk membantu mereka," kata Monica kepada Amnesty International.

7. Isatou Touray
Perempuan Gambia bergelar dokter ini berjuang untuk berkampanye menentang pemotongan kelamin perempuan. Kondisi ini dialami oleh 4 dari 5 perempuan di Gambia. Touray adalah pendiri sekaligus direktur eksekutif The Gambia Committee on Traditional Practices.

Karena pekerjaannya, ia terus-menerus diancam pemerintah, dijatuhi tuduhan palsu dan dipenjara. Meski demikian, organisasinya telah menghasilkan 125 praktisi yang setuju untuk menentang hal ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini