TRIBUNNEWS.COM - Deputy Perdana Menteri Australia Warren Truss mengatakan, kemungkinan dua serpihan yang terlihat radar Kamis (20/3/2014) telah tenggelam ke dasar Samudera Hindia.
"Sesuatu yang mengambang di laut untuk waktu yang cukup lama mungkin tidak mengambang lagi," kata Warren Truss kepada wartawan di Perth, seperti dikutip Tribunnews.com dari CBC News.
"Serpihan itu mungkin sudah meluncur ke dasar laut," tambahnya.
Dalam kunjungan ke Papua Nugini, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, "Ini adalah (pencarian di) suatu spot yang paling sulit diakses di muka bumi yang bisa Anda bayangkan, tapi kalau ada sesuatu yang tenggelam di sana, kita akan menemukannya".
Sebelumnya dilaporkan, tim pencari pesawat Malaysia Airlines MH370 dari berbagai negara pulang dengan tangan hampa pada hari kedua penelusuran di selatan Samudera Hindia, Jumat (21/3/2014).
Tim itu berusaha menemukan dua kepingan di suatu titik 2.500 kilometer dari Perth, Australia. Serpihan itu ditangkap radar militer Australia dan tim ingin memastikan apakah serpihan tersebut merupakan bagian dari MH370 atau bukan.
Operasi pencarian akan dilanjutkan hari Sabtu besok, demikian Tribunnews.com mengutip laporan BBC.
Lima pesawat terbang terlibat dalam operasi hari ini, di wilayah lautan seluas 23 ribu kilometer per segi, sekitar 2.500 kilometer dari Perth, Australia.
Cuaca hari ini lebih baik dari cuaca Kamis, hari pertama operasi pencarian.
Operasi pencarian dengan terbang terbatas waktunya, hanya dua jam, mengingat luasnya area pencarian dari jarak dari Perth yang cukup jauh.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia mengatakan, kapal Angkatan Laut Australia, HMS Success, dalam perjalanan ke lokasi pencarian.
China mengonfirmasikan telah mengirim tiga kapal Angkatan Laut ke lokasi pencarian.
Kapal dagang Norwegia, yang melayani rute reguler Melbourne (Australia) ke Cape Town (Afrika Selatan) juga dilaporkan menuju lokasi.
Sebelumnya, Australia mengumumkan, dua obyek yang terekam satelit komersial tersebut memiliki panjang sekitar 24 meter dan 5 meter.
Di antara pesawat terbang yang terlibat operasi hari adalah P-3 Orion milik Australia dan satu unit dari Selandia Baru.
Orion, pesawat buatan Lockheed Martin, pernah digunakan mencari kapal selam yang hilang, tetapi pada hari-hari ini lebih kerap dipakai sebagai pesawat patroli maritim.
Pesawat ini juga dipakai membantu penanganan dampak badai Katrina dan bencana kilang minyak BP Horizon. Sensor dari armada P-3 Orion dapat melacak benda-benda di atas maupun bawah permukaan air.
Satu pesawat pencari lain adalah P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat ini adalah modifikasi dari Boeing 737 yang dirancang untuk menjadi pesawat intai dan anti-kapal selam.
Australia juga menyertakan satu pesawat angkut Hercules C-130 untuk menjatuhkan pelampung bertanda merah bila pencarian mendapatkan titik terang.
Selain kelima pesawat tersebut, India mengirimkan pesawat patroli maritim jarak jauh P8i dengan fasilitas optik elektrik dan gelombang inframerah. Lalu, negara ini mengirimkan pula pesawat Hercules C-130J. Kedua pesawat dipakai mencari di area perairan 8.000-an kilometer dari Jakarta, Indonesia.
ANALISIS
Benda Diduga Serpihan MH370: Bagaimana Dia Sampai di Sana?
MH370 Hilang: Jangan Sombong, Ternyata Banyak yang Belum Kita Tahu
MH370 Hilang: Siapapun Pembajaknya, Dia Hebat dan Berdarah Dingin
MH370: Teori Habibie dan 4 Teori Lainnya
Australia: Dua Objek Itu Belum Tentu Pesawat MH370
BJ Habibie Yakin Pesawat MH370 Meledak di Atas Ketinggian 10 Km
MISTIK
Dukun Indonesia Mengaku Dihubungi Pemerintah Malaysia untuk Cari Pesawat MH370