News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dewi Soekarno Berharap Film Act of Killing Diterima Indonesia

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewi Soekarno

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ratna Sari Dewi Soekarno atau Naoko Nemoto atau Dewi Fujin mengecam pelaku pembunuhan saat terjadi Gerakan 30 September yang dilakukan PKI 30 September 1965.

Istri Bung Karno yang kini berusia 74 tahun itu mengatakan kini para pembunuh tersebut hidup dengan enak. Mereka hidup dengan tenang, santai dan tidak mendapat hukuman dari pemerintah dan seolah mereka tidak bersalah. Dewi menganggap hal itu sebagai mentalitas yang mengerikan.

"Mengerikan sekali mentalitas mereka. Saat itu yang terdengar kata-kata, bunuh, bunuh saja dia, seolah membenarkan hal tersebut," katan Dewi saat diwawancarai TV Asahi, Jumat (4/4/2014).

Dewi mengatakan mereka yang terlibat seolah tidak merasa bersalah melakukan pembunuhan saat G30S PKI, yang diduga telah meninggal 1,2 juta manusia saat itu.

Dewi juga mengungkapkan saat terjadi pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) dulu dia dan suaminya, Bung Karno, sama sekali tidak tahu siapa yang mesti dipercaya.

"Semua serba membingungkan dan tak dapat dipercaya," ungkapnya lagi yang saat G30S PKI Dewi terpaksa diungsikan ke tempat lain.

Dewi berbicara dalam rangka mempromosikan film Act of Killing yang akan diputar kepada umum di Jepang mulai 12 April 2014.

"Saya ingin masyarakat menerima dan mengakui adanya kejadian ini sehingga Indonesia lebih baik lagi terutama angkatan daratnya," ungkap Dewi.

Menurut Dewi, selama ini angkatan darat seolah bersembunyi tidak mengakui adanya masalah ini. Oleh karena itu Dewi ingin agar film ini diakui, para korban juga diakui, buka-bukaan semua, dan film ini bisa diterima di Indonesia.

Sutradara film tersebut, Joshua Oppenheimer, meminta agar Indonesia mengakui adanya pembunuhan massal tersebut dan membentuk komisi keadilan kemanusiaan lalu menyelidiki dan menyidangkan orang-orang yang bersalah.

"Saya ingin pemerintah mengakui apa yang dilakukan, lalu mengakui kesalahan, melakukan rehabilitasi korban, membentuk komisi kebenaran berdasarkan penemuan yang sebenarnya dan melakukan rekonsiliasi serta mengobati luka lama. Film saya itu sendiri telah membantu katalisasi transformasi bagaimana Indonesia bicara di masa lalu
dan berharap Indonesia bangkit, berani mengakui dan semakin kuat serta dapat menyidangkan para kriminal, pembunuh tersebut," papar Oppenheimer.

Dalam film tersebut diungkap pula pelaku pembunuhan saat G30S PKI yang menyatakan tak bersalah. "Apa dosa saya melakukan pembunuhan itu," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini