TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan membahas permasalahan Tanjung Datuk dengan Malaysia. Pertemuan rencananya digelar pada 18 Juni 2014.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan kedua negara akan membicarakan permasalahan Mercusuar yang berada di wilayah tersebut.
"Besok lusa (18 Juni) akan ada tim bersama Indonesia-Malaysia memverifikasi koordinat letak mercusuar itu. Agar jernih di mana sebenarnya koordinat atau letak mercusuarnya," kata Marty di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/6/2014).
Marty mengatakan pertemuan akan dihadiri oleh tim teknis kedua negara. "Tim teknis agar obyektif dr sudut pandang perspektif teknis, bukan politik," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan, banyak nelayan Indonesia yang berada di wilayah perbatasan dengan Malaysia, diusir saat memasuki perairan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Moeldoko mengatakan, suasana memanas ditambah pembangunan menara mercusuar setinggi 10 meter yang dilakukan Malaysia di wilayah Indonesia.
"Untuk itu tadi saya rapat, mengundang Gubernur Kalimantan Barat, Bupati Sambas, pangdam setempat dan berbagai pihak yang terkait, mereka mengeluhkan sering nelayan diusur oleh petugas Malaysia karena kita sendiri belum bisa memberikan kejelasan yang pasti," kata Moeldoko usai peresmian media center di Mabes TNI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (28/5/2014).
Lebih lanjut dirinya menyebutkan, langkah-langkah yang akan diambil ialah membahas dibangunnya sebuah instalasi mliter.
"Yakni pangkalan laut dan pangkalan udara. Berikutnya, Angkatan Darat juga kita evaluasi untuk perlu diberikan homebase di sana (Tanjung Datuk)," katanya.