News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Orang Jepang Hidupkan Brazlandia, Penyanggah Brasilia

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERTANIAN DI BRASIL - Perkebunan strawberry di kawasan Brazlandia Brasil, Selasa (1/7/2014). Brazlandia dikenal sebagai penyanggah makanan di Brasilia.

Laporan Wartawan Tribunnews, Yudie Thirzano dari Brasilia

TRIBUNNEWS.COM - Brasil bukan hanya sepak bola, pantai dan Tari Samba. Itu yang coba disampaikan panitia lokal FIFA di Distrito Federal Brasilia, Selasa (1/6). Panitia mengundang para jurnalis dari berbagai negara untuk mengunjungi kawasan Brazlandia, sekitar 44 km di barat laut Kota Brasilia. Inilah kawasan penghasil produk agricultur di wilayah Distrito Federal Brasilia.

Kami berangkat sekitar pukul 9.30 waktu Brasilia dengan bus official FIFA dari Media Center. Lokasi Media Center persis berseberangan dengan Estadio Nacional. Bus berukuran 30 tempat duduk disiapkan panitia lokal FIFA berangkat pukul 9.30. Sekitar 20 menit usai berangkat, kami berhenti untuk berganti bus. "Tak ada kerusakan yang serius, tapi lebih baik kami mengganti bus demi keselamatan," kata Mandel Martinez, staf Media Center FIFA yang mendampingi jurnalis.

Kami kemudian berganti bus di depan salah satu supermarket. Perjalanan berlanjut hingga tiba di Brazlandia yakni di salah satu lahan pertanian yang dikelola Fabio, petani Brasil keturunan Jepang. "Orang-orang Jepang datang puluhan tahun lalu dan mengerjakan lahan di sini," jelang Nelson Souza Aguiar, staf lain yang ikut mendampingi. Fabio mengantar kami ke salah satu lahan strawberry berukuran 1,2 hektare di Brazlandia.

Komunitas warga keturunan Jepang mulai aktif mengerjakan lahan di Brazlandia sejak tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an ketika bisnis pertanian mulai bergeliat, penduduk lain Brasil ikut memasuki Brazlandia. "Semula hanya warga keturunan Jepang yang bekerja keras menggarap lahan ini,” kata Nelson. Lahan pertanian di Brazlandia berisi beragam sayur mayur, namun salah satu yang terkenal adalah produk Strawberry. "Meski tanah di Brazlandia tak cocok dengan Strawberry, namun suhu di sini sangat cocok. Pada siang hari 26-27 derajat celcius. Namun pada malam hari turun menjadi 8-10 derajat celcius," jelas Blaiton, seorang pengusaha agrobisnis yang ikut menyambut rombongan jurnalis di Brazlandia.

Untuk mengatasi persoalan ketidaksuburan tanah, Pemerintah Brasilia memberikan pendampingan teknis kepada petani setelah mengembangkan berbagai riset aplikasi teknologi pertanian. "Pendampingan dari pemerintah diberikan secara gratis. Kami amat terbantu," kata Fabio. Brazlandia disebut sebagai kawasan penyanggah kebutuhan sayur mayur dan daging bagi Distrito Federal Brasilia. Kota ini diapit dua taman nasional pemerintah Brasilia di sisi utara dan selatan.

Saat mengunjungi lahan strawberry yang dikelola Fabio, kami menyaksikan bagaimana sistem pengairan tertata dengan rapi. Selang-selang irigasi melintas di seluruh lahan strawberry, mulai dari bagian tepi hingga menjulur di sepanjang deretan tanaman. Di atas tanah merah tempat tumbuh strawberry, petani memasang plastik penutup yang memisahkan batang strawberry dengan permukaan tanah. Buah strawberry di lahan itu masih teramat muda, hanya sebagan kecil telah masak, yakni menjadi buah berwarna merah. “Silakan coba, rasakan manisnya strawberry Brazlandia,” kata Blaiton.

Bercocok tanam strawberry menjadi bisnis yang menggiurkan di pinggiran Brasilia itu sebab menawarkan margin keuntungan hingga 30 persen. Modal untuk menggarap 1 hektare strawberry memang cukup besar, antara 55 ribu BRL – 70 ribu BRL atau antara Rp275 juta hingga Rp350 juta. Setiap tahun 1 hekatre lahan strawberry bisa menghasilkan 60 ton. (Tribunnews/ytz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini