TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia Michael McFaul menuduh, Strelkov, pejabat Intelijen Rusia, yang memerintahkan penembakan terhadap Malaysia Airlines MH17 rute Amsterdam-Kuala Lumpur, Kamis (17/7/2014).
"Pejabat Intelijen Rusia Strelkov mengakui bahwa ia memerintahkan tembakan missil ke pesawat Malaysia," kicau McFaul melalui akun Twitter-nya yang terverifikasi, @McFaul.
Dalam satu jam, kicauan @McFaul diteruskan hingga 2.000 kali.
Sebelumnya, Koresponden ABC di ibu kota Rusia, Moskwa, Kirit Radia lewat akun Twitter-nya menyebut Kementerian Luar Negeri Ukraina segera menyajikan bukti keterlibatan Rusia dalam jatuhnya Malaysia Airlines MH17.
"Pemerintah Ukraina akan membeberkan bukti-bukti keterlibatan militer Ukraina terkait jatuhnya Boeing," ujar Radia yang mengutip pernyataan Kemenlu Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan terdapat dugaan pesawat Malaysia Airlines itu jatuh karena ditembak. Sebab, pesawat itu hilang kontak saat terbang di atas wilayah timur Ukraina yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.
Namun, pihak pemberontak pro-Rusia membantah terlibat dalam tragedi itu karena tak memiliki senjata yang bisa menjangkau pesawat yang sedang terbang di ketinggian 10.000 meter itu.
Sementara itu, pemerintah Rusia juga membantah militernya menembak jatuh pesawat Boeing 777 yang membawa 280 orang penumpang dan 15 awak itu.
"Kami tidak melakukannya," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin kepada wartawan di New York.
Malaysia Airlines MH17 hilang dari radar saat melintasi wilayah Ukraina tak jauh dari perbatasan dengan Rusia. Pesawat ini sedang dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia.