TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Kelompok separatis pro-Rusia, Jumat (18/7/2014), menjanjikan untuk memberi akses ke lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 kepada tim investigator internasional.
Pemberontak berjanji akan mengamankan lokasi dan mengizinkan proses pemindahan jenazah korban. Demikian disampaikan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE). Pesawat yang membawa 298 orang itu jatuh di timur Ukraina, yang dikuasai oleh pemberontak.
Dalam sebuah pernyataan, OSCE mengatakan kelompok separatis Ukraina telah setuju "untuk menutup lokasi bencana dan mengizinkan aparat setempat untuk memulai persiapan evakuasi jenazah."
Pemberontak juga akan memberikan "akses aman" kepada penyidik internasional dan pemantau OSCE serta bekerja sama dengan aparat Ukraina.
Kedua pihak dalam konflik sipil Ukraina saling menuduh satu sama lain menembak jatuh pesawat itu dengan peluru kendali.
Niniek Kun Naryatie Duta Besar RI di Ukraina mengatakan kementerian luar negeri Ukraina berjanji untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada KBRI Ukraina. Dia juga mengatakan telah melakukan koordinasi dengan kedutaan besar Malaysia di Ukraina.
Niniek menjelaskan akses ke lokasi tempat jatuhnya pesawat merupakan di wilayah konflik, yang berjarak sekitar 40 km dari perbatasan Rusia, dan 800 km dari ibukota Kiev.
Boeing 777 itu terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Pesawat jatuh di antara Krasni Luch di Luhansk dan Shakhtarsk di kawasan Donetsk.
Malaysia Airlines mengatakan MH17 membawa 154 orang warga negara Belanda, 27 Australia, 43 Malaysia (termasuk 15 awak), 12 warga Indonesia dan sembilan warga Inggris. Penumpang lain berasal dari Jerman, Belgia, Filipina dan Kanada.
Pemerintah Ukraina telah mengumumkan bahwa kawasan udara itu sebagai zona larangan terbang sedangkan maskapai-maskapai penerbangan lain kini merancang jalur terbang baru untuk menghindari Ukraina timur.