TRIBUNNEWS.COM. DEN HAAG - Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menghentikan untuk sementara pencarian jenazah dari pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di Ukraina timur.
Penundaan pencarian itu disebabkan karena situasinya dianggap terlalu berbahaya.
Tidak masuk akal untuk meneruskan upaya pemulangan dalam kondisi seperti ini," tutur Rutte dalam konferensi pers di Den Haag, Rabu 6 Agustus.
Rutte menambahkan berlanjutnya pertarungan antara pasukan pemerintah Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Rusia di dekat lokasi jatuhnya pesawat membuat para ahli forensik tidak mungkin mencapai puing-puing pesawat.
Upaya sebelumnya untuk menemukan jenazah yang dilalukan pihak berwenang setempat ternyata berlangsung dengan lebih seksama dibanding yang diperkirakan.
Proses pencarian, menurut PM Rutte, akan diteruskan kembali jika keadaan cukup aman.
Tim penyelidik Belanda dan Australia sejak awal mencapai kesulitan untuk mencapai lokasi walau kemudian akses ke sana dimungkinkan setelah Klik militer Ukraina menghentikan operasi
Diperkirakan masih terdapat sekitar 80 jenazah di tempat kecelakaan sementara Klik jenazah yang sudah ditemukan telah dibawa ke Eindhoven,Klik Belanda.
Klik Semua 298 penumpang dan awak tewas setelah pesawat dengan penerbangan MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu jatuh ditembak oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
Rusia sudah membantah tudingan tersebut namun Klik Amerika Serikat Klik dan Uni Eropa tetap meningkatkan sanksi kepada pemerintah Moskow setelah insiden MH17 ini. (BBC)