News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pusat Penanganan Ebola MSF di Liberia Kewalahan

Penulis: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, LIBERIA - Penyebaran wabah Ebola di Monrovia, ibukota Liberia, menyebar cepat. Fasilitas medis yang ada di sana sampai kewalahan karena kapasitas medis untuk menampung pasien tidak mencukupi. Sebagian besar sistem medis di kota ini tutup karena staf dan pasien takut keberadaan virus ini.

Akibatnya, banyak orang tidak mendapat layanan kesehatan sama sekali. Situasi penanganan wabah Ebola di Monrovia bisa dibilang dalam kondisi yang sudah darurat. Hal itu diperparah dengan banyaknya pasien di bagian utara Liberia yang terus berdatangan ke pusat manajemen Ebola yang baru direhabilitasi di Foya.

Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas mengalami hal tersebut. Mereka segera meningkatkan aktivitasnya di Liberia di saat respon internasional masih kacau dan sama sekali tidak memadai. Dalam minggu pertama, pusat manajemen Ebola pertama MSF di Monrovia sudah mencapai batas kapasitas dengan 120 pasien.

"Dalam situasi pascagempa, sulit dibayangkan penduduk akan sangat kekurangan tempat di mana perempuan bisa melahirkan dengan aman, atau tempat di mana penduduk bisa dirawat untuk kondisi-kondisi yang mengancam nyawa," ujar Koordinator Darurat MSF Lindis Hurum di Monrovia dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com, Kamis (28/8/2014).

Menurut Hurum, keadaan saat ini bukan hanya sebuah wabah Ebola belaka, tapi sudah masuk dalam sebuah keadaan darurat kemanusiaan, yang membutuhkan respon kemanusiaan dalam skala yang besar.

Sejak dibuka 17 Agustus 2014, pusat manajemen Ebola MSF memiliki 120 ranjang untuk pasien. Namun saat ini pasien terus bertambah cepat di luar kapasitas tim, dan staf. Pasien datang dari hampir semua distrik di kota ini. Staf berjuang menyaring pasien baru, merawat mereka dan meminggirkan jenazah ke krematorium.

"Jumlah pasien yang kami lihat di sini sangat banyak dibandingkan yang kami lihat di wabah-wabah sebelumnya. Buku panduan kami ditulis untuk pusat Ebola dengan kapasitas 20 ranjang dan sekarang kami menambah kapasitas lebih dari 120 ranjang," ungkap Hurum yang mengaku pihaknya akan membuat perluasan untuk mengakomodir pasien.

Karena jumlah pasien yang terus meningkat, MSF harus merekrut dan melatih staf kesehatan dan kebersihan (hygiene) siang dan malam. "Prioritas MSF saat ini adalah memastikan fasilitas tetap aman, memisahkan pasien yang terduga, mungkin, dan dikonfirmasi (terjangkit Ebola) serta menyediakan perawatan pendukung," imbuhnya.

Pusat manajemen Ebola MSF atau disebut ELWA3 berusaha meredam wabah dengan cara mengisolasi pasien dan mencegah infeksi lebih lanjut. Tapi jumlah pasien yang banyak dan belum pernah terjadi sebelumnya ini, memaksa MSF mengurangi tingkat layanan yang diberikan. Misalnya saat ini tak mungkin memberi perawatan melalui pembuluh darah.

MSF bersiap-siap untuk melanjutkan konstruksi dan mendirikan tiga tenda besar dengan kapasitas 40 ranjang di masing-masing tenda. Di daerah Foya yang sangat terpencil, di dekat perbatasan Guinea, kurangnya bantuan memperburuk keadaan darurat ini. Tim MSF bekerja sepanjang waktu untuk meredam epidemi dan saat ini pusat manajemen Ebola merawat 67 pasien.

"Kami menghadapi situasi yang sangat kacau, dan nyaris tidak ada organisasi bantuan yang terlihat. Di beberapa tempat di dekat Foya, Kementerian Kesehatan kekurangan perlengkapan pelindung sangat esensial untuk manajemen medis penyakit ini," ujar Manajer Darurat untuk MSF ujar Hugues Robert.

Kementerian Kesehatan juga memiliki kapasitas terbatas untuk menguburkan jenazah dengan aman, dan menyediakan layanan ambulans untuk merujuk pasien. "Di samping menyediakan layanan medis darurat, kami juga memprioritaskan edukasi masyarakat tentang penyakit ini dan bagaimana mencegah penyebarannya," imbuh Robert.

MSF memulai aktivitas Ebola di Afrika Barat pada Maret 2014 dan kini bekerja di Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone. Organisasi ini mengelola lima pusat manajemen kasus Ebola dengan kapasitas total 415 ranjang. Sejak Maret, MSF telah menerima total 1.885 pasien. 907 pasien terbukti positif terjangkit Ebola, dan 170 di antaranya sudah pulih. MSF mengirimkan 184 staf internasional ke kawasan yang terkena Ebola dan memiliki 1.800 staf nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini