Usai Serbu Kantor Al Jazeera, Pasukan Israel Mundur dari Ramallah Tepi Barat
Pasukan Israel mundur dari Ramallah sekitar tiga jam setelah mereka menyerbu kantor Al Jazeera di Tepi Barat.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Rekaman media lokal yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan kendaraan militer Israel meninggalkan Kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
Pasukan Israel mundur dari Ramallah sekitar tiga jam setelah mereka menyerbu kantor Al Jazeera di Tepi Barat, Minggu (22/9/2024).
Penutupan kantor Al Jazeera di Ramallah juga terjadi saat ketegangan terus meningkat atas kemungkinan perluasan perang ke Lebanon.
Setelah penyerbuan yang dilakukan Israel terhadap kantor Al Jazeera, kelompok Hamas memberikan komentar.
Izzat al-Risheq, anggota biro politik Hamas, menggambarkan perintah penutupan tersebut sebagai “tindakan balasan terhadap peran profesionalnya dalam mengungkap kejahatan pendudukan terhadap rakyat kami”.
“Penutupan Al Jazeera merupakan upaya untuk menutupi kinerja perlawanan di Gaza dan tanggapan Hizbullah serta penargetan pangkalan militer jauh di dalam wilayah Zionis," lanjut al-Risheq.
Ia juga menggambarkan keputusan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kebebasan pers.
“Penutupan kantor Al Jazeera adalah puncak dari perang yang dideklarasikan terhadap jurnalis yang menjadi sasaran terorisme Zionis sistematis yang bertujuan menyembunyikan kebenaran," ungkapnya.
Israel Menutup Kantor Al Jazeera di Ramallah
Pasukan Israel menyerbu kantor jaringan berita satelit Al Jazeera di Tepi Barat yang diduduki Israel pada Minggu dini hari.
Israel memerintahkan biro tersebut untuk ditutup di tengah meluasnya kampanye oleh Israel yang menargetkan lembaga penyiaran yang didanai Qatar itu, saat meliput perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Baca juga: Perusahaan Pertahanan Terbesar Israel Diserang Hizbullah, Target Militan Tempat 10 Ribu Pekerja
Dikutip dari AP News, Al Jazeera menayangkan rekaman pasukan Israel secara langsung di saluran berbahasa Arabnya dan memerintahkan kantor tersebut ditutup selama 45 hari.
Hal ini menyusul perintah luar biasa yang dikeluarkan pada bulan Mei yang menyebabkan polisi Israel menyerbu posisi siaran Al Jazeera di Yerusalem Timur, menyita peralatan di sana, mencegah siarannya di Israel, dan memblokir situs webnya.
Langkah ini menandai pertama kalinya Israel menutup kantor berita asing yang beroperasi di negara tersebut.
Namun, Al Jazeera tetap beroperasi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di Jalur Gaza, wilayah yang diharapkan Palestina untuk menjadi negara masa depan mereka.