TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Menjelang puncak musim haji, jemaah Indonesia terus berdatangan di kota Mekkah dan Madinah. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menjadi titik sentral aktivitas mereka.
Namun kondisi ini mulai dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Termasuk oleh warga negara Indonesia yang tinggal di tanah Arab. Mereka memanfaatkan kondisi jemaah Indonesia, yang mayoritas belum pernah ke tanah suci, dengan cara menipu melalui beragam modus.
Duta Besar RI untuk Saudi Arabia, Abdurrahman Mohammad Fachir, mendorong penindakan melalui proses hukum terhadap para pelaku penipuan tersebut. Ia pun tak menampik adanya WNI yang melakukan penipuan terhadap jemaah haji Indonesia.
"Yang penting dalam hal ini bagaimana dari waktu ke waktu, terutama pimpinan rombongan mengingatkan bahwa jemaah Indonesia punya petugas yang memiliki kartu identitas yang jelas," katanya, Jumat (12/9/2014), di sela kunjungan di pemondokan D12, Syisyah, Mekkah.
"Namun kita tidak bisa menghindari orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi ini," katanya. Karena itu ia mengimbau agar jemaah tidak membawa uang melebihi kebutuhan.
"Bayangan saya ada safety box di hotel yang bisa dimanfaatkan. Jangan bawa uang banyak-banyak. Cukup seperlunya. Yang dicari orang yang mau menipu kan uang. Kalau tidak bawa uang, apa yang mau ditipu," katanya.
Ia pun mendorong petugas keamanan, terutama sektor khusus bisa melakukan penindakan. "Kalau kita bisa identiifikasi, terutama teman-teman sektor khusus, nantinya akan diproses hukum," katanya. Selain itu juga diperlukan sanksi sosial untuk mereka. (Kholish Chered)