News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2014

Ketika Dubes RI di Arab Saudi Menumpang Mobil Jurnalis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar RI untuk Saudi Arabia, Abdurrahman Mohammad Fachir, menyambut jamaah haji dari Bekasi yang tiba di pemondokan D12, Syisyah, Makkah, Jumat (12/9/2014).

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Budaya 'blusukan' tampaknya kian menjamur. Tak hanya pejabat di dalam negeri, di luar negeri pun tradisi positif ini berjalan dengan baik. Setidaknya inilah kesan ketika Tribun bertemu dengan Duta Besar RI untuk Saudi Arabia, Abdurrahman Mohammad Fakhir.

Pejabat karier di Kementerian Luar Negeri RI ini memang dikenal santun dan suka berbaur dengan masyarakat. Hal ini pun diutarakan salah satu wartawan senior di Media Center Haji 2014, yang pernah bertugas di istana kepresidenan.

Usai meninjau pemondokan jemaah di daerah Syisyah, Mekkah, Jumat (12/9/2014), sang Dubes mengagendakan peninjauan langsung operasional bus shalawat, yakni bus yang khusus mengantarkan jemaah haji dari Masjidil Haram ke pemondokannya dan sebaliknya, dengan pola shuttle. Ia pun ingin bersilaturahmi langsung dengan para jemaah haji di terminal tersebut.

Uniknya, saat akan berangkat menuju terminal Al-Ghaza, Abdurrahman justru ingin menumpang mobil khusus yang biasa dipakai mengantarkan wartawan MCH di Mekkah.

"Saya boleh ikut Anda?" tanyanya pada Tribun.

Dengan sedikit bingung, saya berkata, "mobil kami sederhana banget loh, Pak. Beneran Bapak mau ikut?". "So what? Memangnya kenapa? Kalau biasanya kalian yang bertanya, sekarang gantian saya yang mau bertanya pada kalian," katanya sambil tertawa.

Dus, naiklah sang dubes ke mobil van tua yang biasa mengantarkan kami saat bertugas. Beberapa jurnalis yang sudah berada di mobil tampak terkejut melihat Abdurrahman membuka pintu. Sedan Mercedes hitam yang biasa digunakan beliau hanya membuntuti di belakang.

Percakapan pun mengalir ringan. Pria asal Kalimantan Selatan itu pun tak segan mengeluarkan berbagai lelucon segar. Termasuk kritik terhadap pola manajemen di bandara Jeddah.

"Manajemen di sini itu MBM. Management by mood. Kalau mood petugasnya lagi baik, mudahlah urusan. Kalau mood sedang buruk, panjanglah urusan," katanya, saat berkomentar tentang piranti jurnalis televisi swasta yang masih ditahan Bea Cukai Saudi.

Ia pun mengutarakan tentang tekadnya dalam tugas diplomatik di Saudi. "Saya ingin merubah persepsi mereka, bahwa sebenarnya dalam kerjasama bilateral yang terbangun, Saudi Arabia mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari Indonesia," katanya.

Selain "Islamic Tourism" melalui ibadah haji dan umrah, Saudi juga mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan internasional dan sektor ketenagakerjaan. Nilai keuntungan yang diperoleh dari Indonesia mencapai miliaran dollar setiap tahunnya.

Pada sisi lain, ia juga memberikan perhatian pada teknis penyelenggaraan haji. Sebagaimana lazimnya, menjelang puncak musim haji, jemaah Indonesia terus berdatangan di Kota Makkah dan Madinah. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menjadi titik sentral aktivitas mereka.

Namun kondisi ini mulai dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Termasuk oleh warga negara Indonesia yang tinggal di tanah Arab. Mereka memanfaatkan kondisi jemaah Indonesia, yang mayoritas belum pernah ke tanah suci, dengan cara menipu melalui beragam modus.

Terkait hal ini, sang Dubes mendorong penindakan melalui proses hukum terhadap para pelaku penipuan tersebut. Ia pun tak menampik adanya WNI yang melakukan penipuan terhadap jemaah haji Indonesia.

"Yang penting dalam hal ini bagaimana dari waktu ke waktu, terutama pimpinan rombongan mengingatkan bahwa jemaah Indonesia punya petugas yang memiliki kartu identitas yang jelas," katanya.

"Namun kita tidak bisa menghindari orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi ini," katanya. Karena itu ia mengimbau agar jemaah tidak membawa uang melebihi kebutuhan.

"Bayangan saya ada safety box di hotel yang bisa dimanfaatkan. Jangan bawa uang banyak-banyak. Cukup seperlunya. Yang dicari orang yang mau menipu kan uang. Kalau tidak bawa uang, apa yang mau ditipu," katanya.

Ia pun mendorong petugas keamanan, terutama sektor khusus bisa melakukan penindakan. "Kalau kita bisa identiifikasi, terutama teman-teman sektor khusus, nantinya akan diproses hukum," katanya. Selain itu juga diperlukan sanksi sosial untuk mereka. (Kholish Chered)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini