Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered, dari Saudi Arabia
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Kelancaran distribusi obat merupakan faktor pendukung dalam memberikan layanan medis yang maksimal bagi jamaah haji Indonesia di tanah suci.
Namun seiring dengan memuncaknya kedatangan jamaah haji dari berbagai negara, yang berujung pada macetnya arus lalu lintas, diperlukan solusi yang tepat agar aliran distribusi obat tetap lancar dan sampai tepat waktu.
Karena itu, Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah meluncurkan program Tenaga Pengantar Obat (Tepat) bersepeda, Selasa (16/9/2014).
Mereka akan mengantarkan obat dari kantor sektor kepada kloter-kloter yang membutuhkan.
Kasi Kesehatan PPIH Daker Makkah, dr Muhammad Ilyas, Sp. PD, Sp.P, mengatakan PPIH secara khusus merekrut tenaga musiman, yaitu Warga Negara Indonesia (WNI), yang berada di Saudi Arabia, sebagai tenaga pengantar obat.
"Jumlahnya sesuai dengan jumlah sektor di Daker Makkah, 10 orang yang bertugas di 10 sektor. Mereka warga mukimin di Saudi yang memiliki sepeda dan terbiasa bersepeda," katanya. Nantinya setiap tenaga di sektor akan mengantar obat ke kloter-kloter yang berada di sektor tersebut.
Tujuannya adalah memudahkan distribusi obat dari sektor ke kloter.
Pengalaman dari tahun ke tahun, setelah jamaah berdatangan dari seluruh dunia, tingkat kepadatan semakin macet. Karena itu perlu dintisipasi kemungkinan yang akan terjadi.
"Selama ini distribusi obat dari sektor ke kloter dan BPHI ke sektor menggunakan ambulance. Namun sering terhambat kemacetan. Karena itu, sejak dimulai tahun 2013, efektivitas pelayanan tenaga pengantar obat bersepeda ini cukup baik dalam mengatasi keterlambatan pendistribusian," katanya.
Petugas khusus tersebut akan standby di 10 sektor selama 24 jam. "Ketika ada permintaan, maka mereka harus ready mengantar," katanya. Mereka sudah bergabung di sektor masing-masing sejak program diluncurkan.
Nantinya para petugas akan membawa obat, yang sudah ditentukan apoteker di sektor, menggunakan ransel, maupun tas khusus seperti tukang pos yang diletakkan di kursi bonceng bagian belakang.
Peran para petugas akan semakin vital saat masa puncak haji di Arafah, Mudzdalifah, dan Mina (Armina).
"Sentralnya memang di Armina. Kalau mungkin bersepeda, mereka akan gunakan. Tapi kalau tidak memungkinkan, mereka akan mengantar obat dengan berjalan kaki," katanya.
Salah satu petugas pengantar obat, Ali Yusron, mengatakan ia dan rekan-rekannya akan standby 24 jam setiap harinya. "Kami standby di kantor sektor 24 jam, tapi bukan bekerja full time 24 jam," katanya sambil tersenyum.
Terkait tantangan mengantar obat, Ali mengatakan yang terberat adalah ketika harus ke daerah tanjakan. Ia juga menyebut, harus ekstra hati-hati ketika bersepeda di jalan raya.
"Anak-anak muda di sini juga suka ngebut. Berbahaya. Jadi kami harus berhati-hati," kata mukimin yang bertugas di sektor D Syisyah tersebut. Ia pun terus berupaya untuk menguasasi medan dan peta wilayah, sehingga bisa bertugas secara maksimal. (*)