TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus mengecam tindakan milisi bersenjata yang melandaskan perjuangannya berdasarkan agama.
Dalam kunjungannya ke negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Albania, Minggu, Paus menyatakan tidak ada seorang pun yang berhak bertindak dengan mengatasnamakan sebagai 'Baju Besi' Tuhan.
"Jangan ada yang menganggap diri mereka sebagai 'Baju Besi' Tuhan ketika merencanakan dan melaksanakan tindakan kekerasan dan penindasan," ujarnya di Istana Kepresidenan Albania.
"Semoga tidak ada seorang pun yang menggunakan agama sebagai alasan untuk melakukan tindakan yang merendahkan martabat manusia dan melanggar hak-hak dasar setiap manusia. Di atas semuanya sudah merupakan hak dasar yaitu hak untuk hidup dan hak kebebasan beragama untuk setiap orang di dunia," katanya,
Menurutnya koeksistensi damai diantara orang-orang dan komunitas masyarakat berbeda agama tidak hanya merupakan hal yang diinginkan, namun sangat realistis dan mungkin terjadi.
Diapun mencontohkan apa yang terjadi di Albania. Meskipun baru dengan konsep kebebasan beragama, Albania sudah berhasil menciptakan perdamaian antarmasyarakat penganut agama berbeda.
Sebanyak 56 persen populasi Albania menganut agama Islam, dan hanya 10 persen merupakan pemeluk agama Katolik, dan 7 persen agama Kristen Ortodoks.
Kunjungan Paus Fransiskus, mengakhiri 2 dekade kevakuman kehadiran pemimpin agama Katolik itu di Albania selama dua dekade terakhir.
Setelah tampil di Istana Kepresidenan, Paus melanjutkan kunjungannya dengan memimpin pelaksanaan Misa di Ibu Teresa Square.
Banyak melihat kunjungan Paus Fransiskus tersebut sebagai dukungan untuk Albania bergabung dengan Uni Eropa. Albania merupakan bagian dari negara Uni Soviet sebelum jatuhnya komunisme di Eropa pada akhir Perang Dingin. (CNN)