TRIBUNNEWS.COM, TANZANIA - Dua perempuan Tanzania tewas dibunuh dan dimutilasi setelah dituduh menggunakan ilmu hitam untuk membuat sejumlah pria menjadi impoten. Demikian dijelaskan kepolisian setempat, Jumat (17/10/2014).
Kedua perempuan itu, berusia 80-an dan putrinya yang berusia 45 tahun, dibunuh di desa Ihugi, provinsi Shinyaga, Tanzania pada Selasa (14/10/2014) malam. Tiga orang pria menggorok leher mereka dan kemudian memutilasi tubuh keduanya. Demikian disampaikan kepala kepolisian setempat Justus Kamugisha.
Justus menambahkan seorang pria yang adalah tetangga kedua perempuan itu menjadi tersangka dalang pembunuhan brutal itu. Pria itu yakin kedua perempuan itu telah membuatnya tak mampu berhubungan seksual.
Pria berusia 40 tahun yang tahun lalu menuduh kedua perempuan itu meracuni ibunya, kini sudah ditahan. "Kedua korban diserang saat akan makan malam," ujar Kamugisha.
Serangan brutal itu menuyusul pembunuhan tujuh orang di lokasi terpisah di wilayah barat Tanzania. Ketujuh orang itu dibakar hidup-hidup di dalam rumah mereka setelah dituduh menjalankan praktik sihir.
Pusat Hukum dan HAM (LHRC), organisasi pembela HAM setempat, memperkirakan sebanyak 500 orang "penyihir" dibunuh di Tanzania setiap tahun. Sementara antara 2005-2011 diperkirakan 3.000 orang tewas akibat tuduhan serupa dan sebagian besar dari mereka adalah para perempuan tua.
LHRC mengatakan beberapa orang dituduh sebagai penyihir karena memiliki mata merah, yang diyakini sebagai tanda seorang penyihir. Padahal mata merah itu adalah akibat dari asap kotoran ternak yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak di pedesaan-pedesaan miskin.
LHRC menambahkan, warga lokal Tanzania percaya bahwa ilmu sihir merupakan penyebab bencana dan kesusahan mulai dari kemandulan, kemiskinan hingga kegagalan usaha. (AFP)