Laporan Wartawan Tribun Medan Agus Khaidir
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Sebanyak 12 orang tewas diberondong peluru AK-47 dan peluncur roket yang dilepaskan sejumlah orang tak dikenal di pusat Kota Paris, Perancis, tepatnya di depan kantor Charlie Hebdo, Rabu (07/01/2015) sore waktu setempat.
Charlie Hebdo merupakan majalah yang dikenal ekstrim dan beraliran kiri. Didirikan tahun 1972 dan sempat dibreidel ini (terbit kembali tahun 1990), majalah ini pernah tiga kali menerbitkan kartun-kartun seorang berwajah dan berpakaian ala Timur Tengah yang kemudian diasumsikan sebagai Nabi Muhammad SAW. Pertama pada edisi Februari 2006 dan selanjutnya November 2011. Atas penerbitan kedua, kantor majalah ini sempat dilempari bom molotov.
Pada tahun 2012, Charlie Hebdo, kembali jadi sasaran kemarahan setelah menayangkan ulang kartun seorang berwajah Arab tanpa busana di saat aksi unjuk rasa tengah bergolak di seluruh dunia, memprotes film "Innocence of Muslims" yang dianggap menghina agama Islam.
Belum diketahui apakah aksi penembakan para pelaku yang mengenakan sebo ini berkaitan dengan penayangan kartun-kartun tersebut.
Namun, Pierre de Cossette, jurnalis Europe1 News, mengutip pernyataan sejumlah saksi mata seperti dilansir Daily Mail, mengatakan bahwa para pelaku meneriakkan kalimat: "The Prophet has been avenged", Sang Nabi telah membalas.
Pemerintah Perancis secara resmi telah melontarkan kecaman. President Francois Hollande, menyebut, atas latar belakang alasan apapun, aksi penembakan ini merupakan tindakan barbar.
Ke 12 orang yang tewas seluruhnya merupakan staf pegawai Charlie Hebdo. Serangan juga melukai 10 pejalan kaki, empat di antaranya kritis. Para pelaku yang sempat terlibat baku tembak dengan petugas kepolisian setempat, melarikan diri dengan mobil yang mereka rampas dari pengendara yang melintas di kawasan itu.