Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, KANADA - Karikatur Nabi Muhammad SAW kembali banyak termuat dalam media massa Eropa, menjadi posterior dari peristiwa tragis penyerangan kantor majalah satiris Charlie Hebdo, Rabu (7/1/2015).
Para pemilik media itu menegaskan, penayangan karikatur sosok suci umat muslim tersebut merupakan bentuk dukungan mereka kepada Charlie Hebdo dan prinsip kebebasan jurnalisme.
Namun, tak sedikit pula media massa yang jelas-jelas menolak penayangan karikatur tersebut. Mereka menilai, tindakan itu justru tidak sesuai dengan etika maupun tipologi jurnalisme apa pun.
Prinsip itu, seperti yang ingin dikemukakan CBC News, kantor berita berpengaruh dan berbasis di Kanada. Mereka memutuskan tidak memublikasikan karikatur tersebut.
"Ini bukan karena dilarang atau tekanan sensor. Kami juga bukannya takut, tapi sebagai bentuk penghormatan kepada kepercayaan dan sensitifitas umat muslim terhadap gambaran Nabi Muhammad," tegas Direktur Standar Praktik Jurnalistik CBC News, David Studer, Jumat (9/1/2015).
Ia mengatakan, prinsip menghormati kepercayaan religi dan sensibilitas penganutnya harus mendapat tempat penting dalam etika praksis jurnalistik. "Karenanya, dalam sejarah CBC News, kami belum pernah memuat apa pun yang melecehkan kepercayaan religi massa," imbuhnya.
The Montreal Gazette, surat kabar harian berbahasa Inggris di Kanada, juga menyatakan prinsip yang sama.
"Ini bukan soal politik atau menunjukkan kami pengecut. Tapi prinsip ini berdasarkan filosofi jurnalistik serta untuk menghormati pembaca kami yang Muslim," tutur Pemimpin Redaksi Gazette, Lucinda Chodan.
Meski begitu, Lucinda tetap mengutuk keras tindakan brutal sekelompok orang yang menyerbu kantor majalah Charlie Hebdo. "Kami menentangnya juga, karena itu jelas menyalahi prinsip kemanusiaan," tandasnya.