TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Dengan alasan kesopanan, sebuah koran ortodoks di Israel bernama The Announcer secara sengaja menghapus foto sejumlah pemimpin perempuan yang ikut serta dalam gerakan keprihatinan penembakan Charlie Hebdo.
Gerakan keprihatinan yang dilakukan dengan Longmarch di Paris pada tanggal 11 Januari 2015 tersebut, memperlihatkan sejumlah pemimpin dunia yang berkumpul dan bergandengan tangan satu sama lain.
Namun yang aneh, foto asli itu, kemudian diubah secara digital oleh koran The Announcer sehingga ada tiga orang perempuan yang seketika hilang dari foto tersebut. Kemudian, foto hasil editan tersebut, ditampilkan di halaman depan koran The Announcer.
Adapun tiga orang foto perempuan yang dihapus itu meliputi Kanselir Jerman Angela Markel, Walikota Paris Anne Hidalgo dan Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt.
Untuk foto Angela Markel dan Anne Hidalgo, The Announcer menghapusnya kemudian menggeser orang-orang yang disampingnya sehingga berdiri berdampingan. Sementara foto Perdana Menteri Denmark Helle Thorning, secara sederhana dipotong sehingga tidak tampak dalam frame foto.
Manipulasi foto bersejarah itu diduga kuat dilakukan untuk alasan kesopanan. Lantaran dalam budaya ultra ortodoks, perempuan tak memiliki tempat di ruang publik. Sebaliknya, mereka hanya diperbolehkan di dalam rumah.
Sontak saja, hal ini pun memancing kecaman. Satu di antaranya, diprotes oleh sejumlah media massa di Paris. Mereka menilai bahwa koran The Announcer tidak menghormati persatuan para pemimpin dunia yang ikut serta melaksanakan aksi solidaritas internasional tersebut.
Adapun ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi di koran konservatif Israel. Tiga tahun lalu, koran Ortodok lainnya Di Tzeitung secara sengaja menghilangkan foto Hillary Clinton ketika berada di Gedung Putih terkait penembakan Osama bin Laden. Manipulasi foto ini kemudian memancing kemarahan warga AS. (Mon)