Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi demonstrasi, mengecam edisi terbaru surat kabar Prancis, Charlie Hebdo, terus berlanjut. Diperkirakan jutaan orang mengikuti aksi yang digelar di sebagian besar negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam.
Di Pakistan, para pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun pasar utama di Bannu, meneriakkan 'Matilah Pemerintah Perancis', sebelum membakar puluhan bendera Perancis dan patung mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy.
Namun terdapat kejadian aneh dalam demonstrasi tersebut, beberapa demonstran membakar bendera Italia terbalik, yang mereka kira adalah bendera milik Perancis.
Para pengunjuk rasa yang marah juga menghancurkan sebuah patung yang menurut mereka merupakan Editor Charlie Hebdo, majalah yang menampilkan karikaktur Nabi Muhammad dalam edisi terbaru mereka.
Di Iran, lebih dari 2.000 orang menggelar aksi protes di luar Kedutaan Besar Prancis di Teheran. Mereka menerikan 'Matilah Prancis' dan mendesak Duta Besar Prancis diusir dari negara mereka.
Sementara itu di Russia, ratusan ribu orang mengikuti aksi demonstrasi di wilayah Chechnya. Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov di hari Jumat pekan lalu menulis di dalam akun Instagram miliknya bahwa mereka yang membela Charlie Hebdo adalah 'musuh pribadi'-nya.
Ia bersumpah bahwa setidaknya 1 juta orang akan bergabung dengan aksi demonstrasi yang disponsori pemerintah di Grozny.
Soal Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban Mapel Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Sistem Komputer
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
Demonstran berbaris melalui jalan-jalan di pusat kota Grozny, melepaskan balon ke udara dan membawa poster bertuliskan 'lepaskan tangan kalian dari Nabi kita tercinta' dan 'Eropa hanya telah menyatukan kita'.
"Lebih dari 800.000 orang ambil bagian dalam acara di pusat Grozny," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia dalam pernyataannya dikutip dari Dailymail, Selasa (20/1/2015). (Dailymail)