Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selandia Baru disebut-sebut menggelar operasi intelijen terhadap negara-negara tetangganya di pulau Pasifik termasuk Indonesia.
Informasi itu diperoleh dari dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan AS (NSA), Edward Snowden pada 2009. Dokumen tersebut baru-baru ini dikaji surat kabar New Zealand Herald dan situs The Intercept.
Operasi telik sandi itu dilakukan Biro Keamanan Komunikasi Pemerintah (GCSB) dengan NSA. Mereka menyadap email, saluran telepon seluler dan telepon, pesan media sosial dan komunikasi lainnya di negara-negara Pasifik yang lebih kecil termasuk Fiji, Samoa, Kepulauan Solomon, dan Polinesia Prancis.
Informasi yang didapatkan kemudian dibagi kepada negara-negara anggota jaringan intelijen "Lima Mata" yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
"Mereka pergi ke beberapa sasaran yang dipilih dari negara-negara Pasifik Selatan dan target lain untuk tahap baru. Mereka mengambil segalanya," kata penulis investigasi Nicky Hager di Radio Selandia Baru seperti dilansir Reuters, Kamis (5/3/2015).
"Mereka mengambil setiap panggilan telepon, setiap email, dan mereka langsung pergi ke database, yaitu database Badan Keamanan Nasional AS."
Dokumen itu juga menyebutkan bahwa GCSB Selandia Baru bekerja sama dengan Direktorat Sinyal Australia dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkomsel.
Baik Perdana Menteri Selandia Baru, John Key maupun GCSB menolak mengomentari informasi tersebut.