TRIBUNNEWS.COM - Yahoo Tiongkok menutup satu-satunya kantor mereka yang berlokasi di ibukota Beijing menjelang akhir Maret 2015 ini.
Bersamaan dengan penutupan tersebut, Yahoo juga memberhentikan semua karyawan cabang Tiongkok.
Informasi ihwal pemberhentian operasi Yahoo di Tiongkok tersebut dilansir oleh situs The Wall Street Journal pada Kamis (19/3/2015).
Menurut situs tersebut, total karyawan yang di PHK pada masa penutupan ini adalah sebanyak 200 hingga 300 orang.
Karyawan itu sendiri baru mendapatkan berita mengenai pemecatan tersebut pada hari Rabu (18/3/2015).
Sejatinya, kegiatan operasional Yahoo di Tiongkok memang sudah tidak terlalu banyak.
Layanan utama mereka, seperti web portal dan layanan e-mail, sudah tidak beroperasi sejak tahun 2013 lalu.
Satu-satunya kantor Yahoo di Tiongkok lebih difungsikan untuk karyawan teknisi, serta tempat penelitian dan pengembangan.
"Kami akan mengkonsolidasikan beberapa fungsi ke lebih sedikit kantor, termasuk kantor pusat kami di Sunnyvale, California," kata perwakilan Yahoo.
Dalam beberapa tahun ini, pemecatan karyawan dan penutupan kantor Yahoo memang marak terjadi.
CEO Yahoo Marrisa Mayer dikabarkan ditekan oleh pihak investor untuk mengurangi beban hingga 500 juta dollar AS.
Cara yang ditempuh untuk penghematan tersebut adalah dengan menutup cabang Yahoo di beberapa negara.
Mayer sudah membuat banyak keputusan sulit sejak Oktober tahun lalu.
Dikatakan, Yahoo sudah memecat sebanyak 700 hingga 900 karyawannya di seluruh dunia.
Jumlah pemecatan karyawan Yahoo di Tiongkok melambangkan 2 persen dari 12.500 karyawannya di seluruh dunia.
Sebelumnya, Yahoo juga sudah menutup dan memberhentikan karyawannya di Indonesia.
Menurut Yahoo, penutupan kantornya di Indonesia merupakan bagian dari upaya efisiensi kegiatan bisnis di seluruh dunia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Yahoo sudah memecat karyawannya yang ada di India dan Kanada. (Deliusno)