TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kecelakaan yang menimpa maskapai penerbangan murah, Germanwings, di Pegunungan Alpen, Perancis, Selasa (24/3/2015), melibatkan pesawat jenis Airbus A320, salah satu pesawat yang paling populer di dunia penerbangan sipil.
Dikenal dengan efisiensi dan teknologinya yang mutakhir, sebanyak 11.000 unit "keluarga" A320 telah terjual di seluruh dunia sejak pertama kali diluncurkan pada 1987.
"Airbus A320 digunakan oleh hampir semua maskapai penerbangan yang melayani penerbangan jarak dekat, mulai dari British Airways hingga EasyJet, dan maskapai-maskapai penerbangan di Amerika," ujar pakar keselamatan penerbangan, Alex Macheras, kepada Sky News.
"Semua maskapai yang mengoperasikan penerbangan jarak pendek menggunakan A320 karena pesawat ini sangat irit bahan bakar, modern, dan menggunakan teknologi penerbangan terbaru," kata Alex.
Airbus A320, dan keluarganya, diproduksi sebagai pesawat berbadan ramping dengan dua mesin jet untuk melayani penerbangan jarak dekat dan menengah. Penerbangan pertama Airbus A320 adalah pada 22 Februari 1987.
Meski pesawat ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan di dunia, tercatat sebanyak 60 kecelakaan udara melibatkan Airbus A320 dan secara total menewaskan 789 orang, di luar kecelakaan yang menimpa Germanwings.
Salah satu insiden terkenal yang melibatkan A320 adalah peristiwa yang disebut sebagai "Keajaiban di Sungai Hudson". Saat itu, Airbus A320-200 milik maskapai penerbangan US Airways mendarat darurat di Sungai Hudson setelah mengalami kerusakan mesin karena menabrak rombongan burung.
Dalam insiden yang terjadi pada 15 Januari 2009 itu, pesawat tersebut mengangkut 150 orang penumpang dan lima awak. Berkat kepiawaian Kapten Chesley B Sullenberger dan kopilot Jeffrey Skies, ditambah kecepatan reaksi tim penyelamat, semua penumpang dan kru selamat.
AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Laut Jawa dekat Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, akhir Desember 2014 juga menggunakan pesawat jenis Airbus A320.(Ervan Hardoko)