News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

PBB: ISIS dasn Boko Haram Gunakan Perkosaan dan Pelecehan Seksual sebagai Strategi Perang

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ban Ki-moon, Sekjen PBB

Tribunnews.com, New York - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Boko Haram dilaporkan menggunakan pemerkosaan dan kekerasan seksual sebagai strategi perangnya. Hal ini diungkap laporan tahunan PBB yang dirilis Senin, (13/4/2015), di Kantor PBB yang berlokasi di New York, Amerika Serikat.

Dilansir dari AFP, tahun 2014 disebut PBB sebagai "(tahun) yang ditandai dengan berbagai peristiwa pemerkosaan, perbudakan seksual dan perkawinan paksa yang dilakukan kelompok ekstremis, yang merupakan bagian dari teror," demikian yang diungkap Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam laporan tersebut.

Laporan itu menjelaskan, serangan seksual yang terjadi di Irak, Suriah, dan Nigeria bukan terjadi sebagai sebuah insiden. "Itu ada kaitan secara integral dengan tujuan, ideologi dan pendanaan yang bersifat strategis dari kelompok ekstrem," tulis laporan itu.

Pemerkosaan dan berbagai bentuk kekerasan seksual itu digunakan untuk tujuan rekrutmen, meneror penduduk, mengganti komunitas tertentu, bahkan mendapatkan dana melalui perdagangan orang untuk seks atau perbudakan.

ISIS dan Boko Haram merupakan contoh kelompok militan yang menggunakan strategi itu. Keduanya bergabung dalam 13 kelompok ekstrem yang menggunakan cara tersebut.

Laporan ini dirilis untuk memperingati peristiwa penculikan 200 gadis di Chibok, kawasan utara Nigeria, oleh Boko Haram. Peristiwa itu disebut PBB sebagai "episode yang paling diwaspadai sepanjang 2014".

"Pernikahan paksa, perbudakan, dan 'transaksi' atas perempuan dan gadis yang diculik merupakan bagian utama dari modus operandi dan ideologi Boko Haram," demikian pernyataan PBB.

Ada pun di Irak, pengepungan kota Mosul oleh ISIS menyebabkan banyaknya perbudakan seksual terhadap perempuan, terutama dari minoritas Yazidi. Selain dijual, para gadis itu ada juga yang dijadikan hadiah untuk para militan.

Dalam kurun waktu beberapa bulan, PBB memperkirakan sekitar 1.500 warga sipil dipaksa untuk menjadi budak seks di Irak.

Laporan itu juga menyebut ada peningkatan signifikan atas jumlah kekerasan seksual di Suriah. Beberapa perempuan yang menjadi korban juga disebut diculik dari Irak untuk kemudian dibawa ke Suriah, di wilayah yang dikuasai ISIS.

Laporan itu mencakup 19 negara. Selain yang terjadi di Nigeria, Irak dan Suriah, kekerasan seksual itu tercatat terjadi Republik Demokratik Kongo, Somalia, Sudan Selatan, Sudan dan Republik Afrika Tengah.

Komite Keamanan PBB akan mencari cara untuk mencari jalan keluar atas masalah ini dalam debat terbuka yang rencananya akan berlangsung Rabu (15/4/2015). (Bayu Galih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini