TRIBUNNEWS.COM - Senjata-senjata yang terbuat dari batu obsidian mengkilap, ditemukan di sepanjang tenggara lereng gunung Arteni.
Ratusan pedang, kapak tangan, pengerik, pisau pahat, panah, dan mata tombak yang terbuat dari batu obsidian dan mengkilap ketika terkena cahaya matahari ditemukan menghampar di sepanjang lereng.
Penemuan itu layaknya pameran senjata di alam terbuka.
Penemuan itu mengungkap keberadaan lahan “pabrik” pembuatan senjata pada zaman batu di Arteni, Georgia.
Namun, karena jumlah senjata yang ditemukan sangat banyak, belum dapat dipastikan dari periode mana artefak senjata itu berasal.
“Sejumlah temuan diidentifikasi berasal dari zaman Paleolitikum, Perunggu, dan zaman Besi,” Jelas arkeolog Boris Gasparyan.
Para pelajar memang sudah lama memprediksi tanah Kaukasus menyimpan banyak peninggalan purbakala.
Sejak tahun 2011, banyak penemuan artefak dari batu obsidian yang ditemukan di Armenia. Sedikitnya 500 artefak ditemukan tiap harinya.
Ahli antropologi Ellery Frahm dari The University of Minnesota menggunakan alat x-ray fluorescence portable untuk meneliti kompenen kimia dari artefak yang ditemukan.
Batu obsidian merupakan batuan vulkanis yang mengkilap seperti gelas.
Pinggirannya yang tajam cocok dijadikan senjata di zaman Batu. Bahkan, tak jarang batuan ini dipakai untuk pembuatan pisau bedah.
Pertanyaannya, spesies manusia mana yang telah menggunakan batuan obsidian di tanah Armenia?
Di tahun 2013, seorang ahli arkelogi asal Georgia mengumumkan penemuan fosil manusia tertua di Afrika Timur, yakni lima tengkorak Homo erectus, yang berumur 1,8 juta tahun.
Situs penemuan lima tengkorak itu hanya berjarak beberapa mil di seberang perbatasan Armenia di Dmanisi, Georgia. (*)