Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum pulihnya perdagangan dan ekonomi, membuat masyarakat Nepal terdampak gempa berkekuatan 7,8 skala richter, kekurangan kebutuhan pokok seperti beras.
"Beberapa kebutuhan mendesak di antaranya makanan, beras, dal, ubi, minyak goreng, gula, tepung, garam dan air minum," kata relawan lembaga kemanusiaan nasional PKPU, Kaimuddin melalui surat elektronik, Sabtu (2/5/2015).
Manager Disaster Risk Management (DRM) PKPU itu menambahkan, korban gempa juga sangat membutuhkan selimut, pakaian, tikar, tenda, tangki air dan shelter. Tak sedikit dari pengungsi gempa Nepal tidur di bawah tenda, karena rumah mereka hancur.
Tim DRM PKPU mulai hari ini mendistribusikan bantuan logistik di Kathmandu. Distribusi akan difokuskan ke dua lokasi pengungsian di Dardar Square dan Kalinki Showyambu di wilayah Bhaktapur.
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, pesawat A330 Garuda Indonesia yang membawa 33 personel dan 30,7 ton bantuan kemanusiaan tahap kedua tiba di Kathmandu, Sabtu (2/5/2015) pukul 02.00 waktu setempat.
"Berdasarkan laporan, bantuan di daerah Kathmandu dan Sindhupalchowk sudah cukup banyak, namun di daerah-daerah lain bantuan masih banyak diperlukan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Terbatasnya akses jalan dan komunikasi ke daerah-daerah menyebabkan bantuan belum dapat didistribusikan dengan baik karena keterbatasa helikopter. Saat ini operasional helikopter sangat penting untuk distribusi batuan.