Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memerintahkan untuk menampung semua pengungsi Rohingya yang mengapung di tengah laut.
Apabila di atas 10.000 orang akan disiapkan satu pulau sebagai tempat pengungsian semantara selama satu tahun. Pulau tersebut akan dipilih antara kepulauan Riau atau sebuah pulau yang ada di Aceh.
"Saya perintahkan Menlu dan Polkam agar menampung semua pengungsi Rohingya tersebut," papar JK kepada para wartawan Indonesia di Tokyo sore ini (21/5/2015).
JK menganggap kalau Indonesia membiarkan orang yang sudah sekarat susah itu dibiarkan mati, "Kita biadap kalau membiarkan mereka meninggal. Di mana naluri kemanusiaan kita?" tekannya.
Oleh karena itu dengan sigap JK meminta semua pihak untuk menerima pengungsi tersebut, "Air Asia saja yang korban meninggal semua kita bantu, masak orang yang masih hidup ini tidak kita bantu sih?" tambahnya.
Apabila para pengungsi jumlahnya 10.000 atau lebih maka JK akan menyiapkan satu pulau tertentu di Indonesia untuk menampung mereka sementara. Biaya makan mereka disepakati dibayar bersama antara Indonesia dan Malaysia.
"Tadinya mau di pulau galang tetapi infrastrukturnya rusak sehingga tidak jadi. Lalu sekarang kita pusatkan ke sebuah pulau di Aceh, atau satu lagi di kepulauan di Riau, masih diteliti lebih lanjut kemungkinanya belum diumumkan," ungkap JK lagi.
Olehkarena itu JK segera menelpon Gubernur masing-masing untuk menyelidiki daerah-daerah tersebut guna melihat kemungkinan sebagai tempat pengungsian sementara mereka itu.
Lalu ada yang bertanya kepada JK mengenai anak-anak para pengungsi, "Saya bilang anak-anak itu ya coba saja dimasukkan ke panti asuhan sementara atau masukkan ke pesantren untuk belajar sementara."
Setelah Indonesia bersedi ameampung sementara pengungsi tersebut, giliran Turki baru saja mengumumkan untuk membantu para pengungsi juga.
"Nantinya tentu diharapkan pihak UNHCR akan memperhatikan lebih lanjut mengenai para pengungsi tersebut. Sementara itu kini kita tampung dulu mereka, kasihan sudah susah hidupnya."