TRIBUNNEWS.COM, TIONGKOK - Seorang ibu asal Tibet membakar diri, Rabu (27/5/2015), sebagai bentuk protes atas kebijakan represif Tiongkok terhadap warga Tibet.
Sangye Tso berusia 36 tahun itu membakar diri di depan sebuah bangunan keamanan dan pendidikan Tiongkok di dalam kompleks biara Choparshing di provinsi Gansu, Tiongkok.
Menurut para sumber, polisi tiba beberapa menit setelah insiden dimulai dan membawa pergi ibu dua anak itu. Tak diketahui apakah Sangye Tso masih hidup sewaktu dibawa ke tahanan.
Dalam kasus-kasus pembakaran diri belakangan ini, para demonstran yang dibawa pergi masih hidup. Pihak berwenang kemudian memberitahu keluarga mereka keesokan harinya bahwa anggota keluarga telah meninggal dan dikremasi malam harinya.
Warga Tibet menganggap praktik ini sebagai semacam hukuman karena pihak berwenang merampas kesempatan keluarga itu untuk mengkremasi anggota keluarganya sesuai tradisi Tibet.
Telah lebih dari 140 unjuk rasa membakar diri di wilayah Tibet sejak 2009, tapi protes semakin berkurang frekuensinya dalam beberapa bulan setelah diterapkan denda dan hukuman bagi keluarga dan orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan pelaku aksi membakar diri. (VOA Indonesia)
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com