Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Presiden FIFA, Sepp Blatter, mulai angkat bicara terkait aksi penangkapan sejumlah pejabat tinggi federasi sepak bola dunia (FIFA) di Zurich, Swiss oleh biro investigasi federal Amerika Serikat (FBI) Rabu (27/5/2015) lalu.
"Ini adalah waktu yang sulit untuk dunia persepakbolaan, penggemarnya, dan FIFA sebagai sebuah organisasi. Kami memahami kekecewaan yang telah disampaikan dan saya tahu bahwa peristiwa hari ini akan berdampak pada cara publik nantinya melihat kami," katanya.
Blatter juga mengatakan, FIFA akan menyambut dengan baik setiap aksi dan investigasi yang dilakukan oleh pihak berwenang Amerika Serikat dan Swiss, yang diyakini akan membantu memperkuat sikap FIFA yang langsung menindaklanjuti tindak kejahatan di persepakbolaan.
Blatter lalu menyorot pembicaraan ke aksi-aksi yang telah dan akan dilakukan untuk seterusnya.
"Bahkan, aksi Kantor Kejaksaan Umum Swiss hari ini (Rabu, 27/5) dilakukan dalam merespons pengajuan berkas yang kami lakukan kepada pihak berwenang Swiss pada akhir tahun lalu (2014)," tambah Blatter.
Ia lalu menegaskan bahwa kesalahan seperti demikian tidak sepantasnya terjadi di dunia persepakbolaan. Blatter pun memastikan bahwa siapapun yang terlibat dalam kasus tersebut akan dikeluarkan dari 'permainan'.
"Menyusul peristiwa hari ini, Komite Etik independen - di tengah proses terkait Piala Dunia 2018 dan 2022 - bertindak cepat untuk menghentikan sementara para individu yang disebutkan namanya oleh pihak berwenang dari aktivitas yang berhubungan dengan persepakbolaan di tingkat nasional dan internasional. Aksi-aksi ini serupa dengan langkah-langkah yang FIFA ambil di tahun-tahun sebelumnya untuk mengeliminasi para anggota yang melanggar kode etik FIFA."
Presiden FIFA tersebut juga memastikan bahwa kerjasama dengan pihak berwenang akan terus dilakukan dan bekerja secara internal di FIFA untuk mencabut secara tuntas akar permasalahan, demi mengembalikan kepercayaan dan menjamin persepakbolaan dunia bebas dari tindak kejahatan.
Pernyataan tersebut diunggah pada laman resmi FIFA, pada Rabu lalu.