TRIBUNNEWS.COM, INDIA - Badan pengawas keamanan makanan India mengatakan pengujian yang dilakukan menemukan bahwa produk mi instan Nestle India "tidak aman dan berbahaya".
Otoritas Keamanan dan Standar Makanan India menuduh Nestle tidak memenuhi peraturan keamanan makanan India.
Nestle menarik mi instan merek Maggi dari toko-toko, setelah regulator menemukan tingkat timbal yang lebih tinggi daripada yang diizinkan di dalam sejumlah bungkusan.
Ketua eksekutif global Nestle berjanji akan mengembalikan Maggi ke toko-toko.
Paul Bulcke mengatakan kepada para wartawan di New Delhi, "Saya yakin kami akan kembali lagi segera."
Bulcke juga sudah meminta untuk melihat hasil tes di laboratorium.
Sejumlah negara bagian juga telah menguji kadar monosodium glutamat, atau yang biasa dikenal sebagai MSG, dalam mi instan ini.
Membingungkan
Nestle mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (05/06) bahwa mi Maggi seratus persen aman.
Namun "perkembangan baru-baru ini serta kekhawatiran yang tidak beralasan mengenai produk ini menyebabkan bingungnya para konsumen", kata pernyataan itu.
Perusahaan ini mengatakan kebingungan itu berkembang sedemian rupa "sehingga kami memutuskan menarik produk dari toko, walaupun produk ini aman", tetapi menjanjikan bahwa mi instan itu akan kembali ke pasar sesegera masalah yang ada saat ini ditangani.
Mahasiswa dan pegiat India membakar mi instan Maggi setelah pengujian menyatakan produk itu tidak aman.
Mi Maggi sudah dilarang selama 15 hari di ibu kota, Delhi, dan negara bagian Gujarat.
Namun, negara bagian lain memandang mi itu sebagai produk yang aman.
Kekhawatiran mengenai keamanan produk ini terus menyebar pada hari Jumat, dengan otoritas pangan Singapura menyatakan bahwa mereka juga mengambil sampel dari dari mi instan Maggi yang diproduksi di India untuk tes keamanan.