Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, COLORADO - Perbedaan keyakinan, tak selamanya bermuara pada tindakan intoleran seperti yang kerap terjadi di Indonesia.
Setidaknya, itu dibuktikan oleh umat Muslim maupun Kristen di Colorado, Amerika Serikat.
Ketika masa pra-Paskah, umat Islam menggalang kegiatan bertajuk #Muslim4Lent, yakni muslim untuk masa pra-Paskah.
Kini, saat bulan Ramadan, adalah Pendeta Kristen Amerika Serikat, Jeff Cook, menginisiasi gerakan bagi saudara seagamanya untuk ikut berpuasa selayaknya umat Islam.
Sembari berpuasa, dirinya juga mempromosikan gerakan #Christians4Ramadan (Kristen untuk Ramadan), yang diikuti oleh sejumlah umat Kristen lainnya di seluruh dunia.
"Seorang penatua gereja mengingatkan saya akan janji saya untuk ikut serta dalam hari raya Ramadan. Setelah saya pikir-pikir lagi, tentu saja saya akan menepatinya," katanya kepada Christian Today.
Ia pun akhirnya benar-benar ikut berpuasa dari 18 Juni lalu hingga 17 Juli mendatang.
Hanya, ia tak mengikuti para Muslim yang berpuasa penuh dari subuh hingga Magrib. Jeff memilih untuk melewatkan makan siangnya saja.
"Ini, kan, bukan hari raya saya (sebagai umat Kristen), sehingga saya tak ingin memperingatinya persis seperti umat Muslim yang merayakan. Akan keliru jika saya ikuti demikian," ucapnya lagi.
Menurut Christian Today, meski proyek antar agama ini diikuti oleh umat Kristen, gerakan #Christians4Ramadan dipimpin oleh seorang Muslim bernama Sarah Ager.
"Setiap partisipan ikut serta dalam gerakan ini melalui berbagai cara. Ada yang ikut berpuasa sebulan penuh, ada yang hanya sehari, dan ada pula yang tidak puasa sama sekali, namun ikut menggalang dana untuk amal," jelas Sarah.
Melalui gerakan ini diharapkan agar manusia semakin dipererat hubungan dan solidaritasnya, meski berkepercayaan berbeda.
"Sama-sama berpuasa sebenarnya memberikan kesempatan bagi umat Kristen dan Islam untuk saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi pengalaman fisik yang dialami bersama, demi mencapai kesempurnaan secara spiritual."