Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pekerja dari Indonesia ternyata rajin-rajin dan pekerja keras serta pintar dalam pekerjaannya sesuai bidang engineering yang dikuasainya. Itulah sebabnya banyak perusahaan Jepang mengambil tenaga Indonesia sebagai pemagang dan salah satu perusahaan itu adalah pembuat kereta peluru (Shinkansen) Jepang, Japan Transport Engineering Company (J-TREC).
"Sudah sejak lama dibawah nama Tokyu tiga tahun lalu diambil alih Japan Railways menjadi J-TREC, banyak pekerja dari Indonesia di sini," kata Naoto Miyashita, President J-Trec khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (12/8/2015).
Menurutnya, pekerja Indonesia sudah ada sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 berjumlah 40 orang. Kemudian sejak 2014 dan berakhir pada akhir tahun 2016 sebanyak 15 orang. Total semua 55 orang telah bekerja di J-Trec.
"Mereka para pekerja Indonesia citranya baik di sini, pekerja keras, rajin, fokus pada pekerjaannya sesuai bidang mereka engineering. Jadi itulah sebabnya kami mengambil mereka disamping karena memang kekurangan tenaga kerja di sini," katanya.
Tentu saja semua bekerja pakai seragam perusahaan dan terlindungi dengan baik dan aman sehingga terindungi dari kecelakaan.
"Makanan juga terpisah dan halal bagi yang beragama Islam. Tak ada masalah apapun yang kami dengar hingga kini. Bahkan komunikasi bahasa Jepang mereka bagus sehingga semakin memperlancar tugas mereka di sini. Mereka cepat mengerti bahasa Jepang karena masih muda-muda sekitar 20 tahun usianya," jelasnya lagi.
Tenaga kerja Indonesia ini sama sekali tak ada kaitan dengan pencalonan Jepang untuk proyek Shinkansen di Indonesia. Tentu saja pabrik pembuat kereta Shinkansen ini berharap bisa menggunakan Shinkansen Jepang nantinya apabila terpilih Pemerintah Indonesia, disamping tenaga kerja Indonesia kini mengerjakan Shinkansen di pabrik Shinkansen.