TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, wanita di Arab Saudi akhirnya mendapat hak untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini di negara itu.
Hal ini disambut baik oleh Jamal Al-Saadi, yang dikatakan Saudi Gazette menjadi wanita pertama yang mendaftar menjadi pemilih di kantor pemilihan Madinah, pada Minggu (16/8/2015) lalu.
"Saya memang sudah siap untuk hari ini. Saya sudah mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk mendapatkan kartu pemilih," katanya, dilansir oleh Al Arabiya News.
Padahal, pendaftaran masih bisa dilakukan hingga 21 hari mendatang, tetapi Jamal mengaku dirinya memang bersemangat menyambut kebebasan itu, yang dikatakannya menjadi sebuah 'langkah awal' itu.
"Wanita Arab Saudi bisa berpartisipasi dalam pemilu sebagai pemilih dan kandidat memang menjadi impian kami. Perubahan ini akan membuat suara wanita Arab Saudi diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan," katanya.
Raja Abdullah memang sudah mengumumkan pada 2011 lalu, bahwa pemerintah sudah tak lagi memarjinalisasi wanita di tengah masyarakat dan mulai memperbolehkan wanita untuk terlibat dalam pemilihan umum.
Meski dianggap sebagai perubahan yang berprogres, organisasi yang bergerak dalam bidang HAM, Amnesty International, mengatakan itu baru hal kecil yang baru dilakukan untuk kesetaraan gender di negara itu.
"Jangan lupa bahwa wanita Arab Saudi masih tidak bisa mengemudi sendiri ke TPS, karena wanita di sana dilarang untuk mengemudikan kendaraan," demikian katanya. (The Independent/Al Arabiya News)